Jatim Raya

Acara Halal Bihalal Warga Graha Kuncara Sidoarjo Berhasil Redam Konflik Masjid Graha Nursalam

11
×

Acara Halal Bihalal Warga Graha Kuncara Sidoarjo Berhasil Redam Konflik Masjid Graha Nursalam

Sebarkan artikel ini

SIDOARJO (Suarapubliknews) – Konflik status penguasaan Masjid Graha Nursalam ternyata tidak menghalangi kegiatan halal bihalal bersama yang digelar oleh warga perumahaan Graha Kuncara Sidoarjo. Minggu (23/6/2019)

Betapa tidak, acara yang bertujuan menjalin sekaligus mempererat tali silaturahmi antar warga di perumahaan Graha Kuncara ini ternyata juga dihadiri oleh unsur Forkopimka Sidoarjo atau perwakilannya.

Acara ini juga diisi dengan tauziah yang disampaikan oleh Dr. H.Agus Ali Fauzi asal Kota Surabaya. Dari sekira 300 warga Graha Kuncara yang hadir, tampak pula beberapa warga yang berseteru dan berbaur bersama tokoh masyarakat dan ulama setempat.

Dalam tauziahnya, Dr. H. Agus Ali Fauzi menyeruhkan agar umat Islam berpola pikir saling menjaga kerukunan dan keakraban agar terhindar dari berbagai penyakit yang mengerogoti tubuh, karena sifat ego yang kronis dan tidak bisa menjalin hidup bertetangga.

“Saya berharap seyogyanya warga Graha kuncara ini bisa hidup rukun dan bersatu di malam halal bihalal ini dan bersama sama memanfaatkan Masjid yang megah ini untuk sholat berjamaah dan memperkuat keimanan dalam ukhuwa islam,” ucapnya.

Dr. Agus juga mengatakan jika saling memaafkan sangat baik bagi kesehatan, karena dalam pola pikir hidup rukun dan bertetangga serta mudah memaafkan merupakan obat dari macam-macam penyakit yang timbul karena sifat egonya.

Tauziah yang disampaikan Dr. Agus sekira 1 jam ini ternyata dinilai sangat menyentuh warga Graha Kuncara yang saat ini sedang dilanda konflik terkait keberadaan Masjid Graha Nursalam.

“Kami selaku ketua panitia dan sekaligus Ketua RW 04 desa kemiri ini sangat puas dengan tsuziah ini dan diharapkan agar konflik yang timbul ini bisa direda dengan kesadaran warga juga keimanannya dengan berusaha menghilangkan watak egonya masing- masing ” tegas Kadaryono.

Alhasil, saat penghujung acara para warga dan para undangan yang hadir (termasuk kelompok yang berseteru) saling estafet berangkulan sekaligus saling memaafkaan atas tingkah laku dan kesalahan mereka yang selama ini dilakukan. ( NH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *