Politik

Antisipasi Banjir di Surabaya, Vinsensius Awey: Jangan Obral IMB, Bangun Bozem

68
×

Antisipasi Banjir di Surabaya, Vinsensius Awey: Jangan Obral IMB, Bangun Bozem

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Untuk menanggulangi sekaligus mengantisipasi bahaya banjir dan genangan yang tinggi di wilayah Kota Surabaya, anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya, Vinsensius Awey mengusulkan agar pemerintah kota memperbanyak pembangunan bozem.

Menurutnya, keberadaan bozem berguna untuk menahan derasnya aliran air hujan, sebelum mengarah ke sungai. “Setelah masuk bosem, air baru mengalir pelan ke sungai,” terangnya. Jumat (3/6/2016)

Politisi Partai nasdem ini mengatakan, pembangunan bosem bisa dilakukan di sejumlah kawasan perumahan, lingkungan masyarakat maupun aset tanah pemerintah kota.

“Jika perumahan milik pengembang besar, rata-rata sudah ada bozemnya,” terngnya

Untuk kawasan yang tak memiliki bozem yang sebagian besar di area masyarakat dan perumahan lama, diperlukan pembangunan bosem dan itu membutuhkan intervensi pemerintah kota.

“Pembangunannya bisa lahan BTKD (Bekas Tanah Kas Desa) maupun fasum. Pemkot tentu tahu potensi banjir dimana,” terang Awey

Vinsensius Awey menambahkan, selain membangun bozem, untuk mengantisipasi banjir, dirinya menyarankan, menambah mesin pompa, serta memperbaiki Sistem Drainase Master plan (SDMP).

“Jangan lagi pembangunan saluran berdasarkan usulan RT-RW, karena keterbatasan anggaran di keluarahan akhirnya tak tuntas,” tuturnya.

Ia menegaskan, saluran air penyebab banjir, karena kondisinya dari hulu ke hilir kadang tak terkoneksi. DI sisi lain, sebagian saluran lebarnya tak sama, sehingga pembuangan ke sungai terhambat.

Anggota Komisi C ini mengakui, banjir yang melanda sejumlah kawasan beberapa hari lalu memang di luar dugaan. Namun, ia menyesalkan, kesiagaan satgas penanggulangan banjir.

“Pemkot menganggap musim hujan sudah berakhir,” paparnya.

Awey mengharapkan, pemerintah kota tak banyak mengeluarkan perizinan pembangunan guna mengantisipasi alih fungsi ruang terbuka hijau. Langkah itu dilakukan untuk mencegah bencana banjir di sejumlah kawasan.

“Di periode kedua ini fokus Bu risma bisa mengendalikan banjir. Jangan hanya taman terus yang diperhatikan,” tandasnya.

Sehingga, menurutnya wajah surabaya nantinya selain green and clean juga bebas dari banjir. Awey mengungkapkan, anggaran pengendalian banjir di tahun 2016 sekitar 500 miliar rupiah, dan jumlah tersebut hampir sama dengan tahun 2015 lalu.

Sementara, anggaran yang dikelola Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Tahun ini mencapai Rp.1,1 T, lebih sedikit dibanding tahun lalu yang mencapai Rp. 1,3 T. (q cox, Idr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *