SURABAYA (Suarapubliknews) – Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk Area Surabaya menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit 20% pada 2020 dengan meluncurkan produk BFI Express.
BFI Finance Area Manager Surabaya, Nuzul Ittaqa, mengatakan, BFI Express menggabungkan aspek kerja offline dengan kecanggihan digital. Sentuhan aspek teknologi ini, menjadi bukti nyata perseroan siap bertransformasi dengan percepatan kemajuan teknologi.
“Kami menjawab kondisi kebutuhan masyarakat tentang kecepatan layanan pembiayaan. Melalui produk ini, perseroan tidak perlu lagi melakukan survei seperti yang dilakukan sebelumnya. Kita sudah tes produk BFI Express ini. Dan, dalam kondisi normal, prosesnya hanya butuh waktu 30 menit dari sebelumnya sekitar 4-5 jam,” katanya.
Produk baru tersebut diluncurkan untuk memaksimalkan potensi konsumen baru dengan jaminan mobil untuk memberikan fasilitas pembiayaan secara cepat dan sederhana sebagai tren gaya hidup era digital.
“Melalui produk ini tidak perlu lagi melakukan survei seperti yang dilakukan sebelumnya yang merepotkan konsumen dan banyak waktu tersita. Kami hanya butuh data awal seperti KTP, KK, dan data-data mobil. Selanjutnya, kita bisa mengkalirisikasi dan mengonfrmasi data-data serta memproses pengajuan fasilitas pembiayaan dengan sistem digital,” papar Nuzul.
Branch NDF Car Manager Surabaya, Ika Ratnasari, menambahkan, BFI Express secara khusus diperuntukkan bagi konsumen baru dengan segmen-segmen tertentu dan persyaratan yang sederhana dan layanan yang cepat.
“Makanya kami siapkan sistem digital untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat. Kami terus berupaya memaksimalkan potensi konsumen baru di bisnis pembiayaan mobil. BFI Express yang kami luncurkan ini menunjukkan kami mengerti kondisi market yang membutuhkan kecepatan dan kelenturan dalam pengajuan kredit,” katanya.
Produk baru ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi pada target pertumbuhan penyaluran kredit pada 2020 sebesar 20 persen. Sementara hingga September 2019 penyaluran kredit BFI Finance di Area Surabaya mencapai Rp749 miliar. (q cox, Tama Dinie)
