Politik

BONEK Tuntut Pemkot Surabaya Peduli, Basso Joherman: Jangan Pernah Berharap APBD

15
×

BONEK Tuntut Pemkot Surabaya Peduli, Basso Joherman: Jangan Pernah Berharap APBD

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Aksi demo yang dilakukan oleh belasan anggota BONEK Persebaya 27 di Gedung DPRD Surabaya berakhir dengan penandatanganan beberapa tuntutan yang terkait dengan masa depan Persebaya 27 pasca kemenangannya di PTUN.

“Kami minta bantuan kepada DPRD agar Pemkot Surabaya kembali memperhatikan masa depan club sepak bola milik masyarakat Kota Surabaya yang saat ini bermarkas di Karanggayam (Persebaya 27),” ujar Saputro yang akrab dipanggil Pokemon. Rabu (3/8/2016)

Menaggapi aksi ini, salah satu Panpel Persebaya ISL, Ir H. Basso Joherman menyampaikan apresiasinya terhadap perjuangan BONEK selama ini yang akhirnya membuahkan hasil yang cukup menggembirakan bagi club sepaka bola di Surabaya.

“Saya setuju dengan perjuangan BONEK yang menuntut agar Persebaya 27 bisa ikut kompetesi, bahkan saya juga turut senang karena saat ini BONEK di Surabaya sudah bisa menjadi satu,” ucapnya kepada Suarapubliknews.net via ponselnya. Rabu (3/8/2016)

Namun Basso juga mengingatkan kepada manajemen Persebaya 1927 untuk tidak berharap mendapatkan bantuan dana yang berasal dari APBD, karena hal itu tidak akan mungkin dilakukan oleh kepala daerah termasuk Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya.

“Jangan berharap dapat bantuan apapun yang bersumber dari APBD, karena sudah tidak diperkenankan lagi oleh aturan dan UU, berusaha saja mencari sponsor sebanyak-banyaknya agar bisa benar-benar mandiri, karena dengan demikian keberadaan Persebaya 1927 akan semakin diakui,” tambahanya.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2011, klub profesional dilarang untuk menggunakan dana APBD.

Menurut keterangan Mendagri kala itu (Gamawan Fauzi-red), pelarangan penggunaan anggaran untuk klub sepak bola profesional ini bertujuan untuk meningkatkan alokasi anggaran agar lebih banyak diperuntukkan untuk belanja modal. Anggaran untuk klub sepak bola bukan prioritas anggaran.

“”Yang tidak prioritas, seperti untuk sepak bola profesional, kita larang. Larangan itu masuk dalam Permendagri,” kata Gamawan saat itu.

Diakhir penjelasannya, Basso tidak menampik saat ditanya keterlibatannya membiayai keberangkatan BONEK ke Jakarta meskipun nilainya dianggap kecil.

“Iya, tapi tidak banyak, itu hanya bentuk partisipasi kami sebagai warga Kota Surabaya terhadap perjuangan teman-teman BONEK yang sedang berjuang disana (Jakarta-red),” jawabnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *