Bisnis

Diawasi Regilator, Reksadana Produk Investasi Minim Penyimpangan

15
×

Diawasi Regilator, Reksadana Produk Investasi Minim Penyimpangan

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Dewan Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) menjamin produk reksadana sangat kecil peluangnya kalau sampai terjadi penyimpangan apalagi kalau sampai parah.

Direktur Eksekutif APRDI, Mauldy Rauf Makmur mengatakan hal ini dikarenakan reksadana adalah produk investasi yang diatur dan diawasi secara ketat oleh regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Kami APRDI membantah keras berita miring soal Reksadana, bersama OJK, kami melakukan pengawasan penuh terhadap produk investasi ini. Kami mengimbau kepada masyarakat agar lebih kritis dan cermat dalam berinvestasi pada produk reksadana,” katanya.

Nilai kapitasilasi reksadana pada tahun 2019 mencapai Rp 550 triliun. Diprediksi, kondisi investasi reksadana pada 2020 sangat dipengaruhi oleh trade war dunia. Target pasar modal sampai dengan 2021 adalah 5 juta investor pasar modal.

Dari angka tersebut, 60-70 persen merupakan investor dari reksadana. Saat ini tercatat ada sekitar 2,6 juta investor di pasar modal, dari nilai tersebut ada 1,6 juta investor reksadana yang terdaftar.

“Sampai saat ini, ada 60 persen investor kaum millenial dengan nilai rata-rata investasi dengan nominal rendah. Sedangkan 40 persen merupakan investor berusia dewasa atau telah berumur, hanya saja nilainya besar,” terang Mauldy.

Kondisi investasi di Indonesia yang terkait dengan kawasan, dalam artian kondisi investasi di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian dunia. Investasi di Indonesia tertinggi pertama adalah dalam bidang obligasi setelah itu diurutan berikutnya adalah bursa saham.
Perlu diketahui, investasi dibagi menjadi dua jenis.

Pertama langsung dan yang kedua adalah investasi pasar modal. Saat ini nilai (Indeks Harga Saham Gabungan) IHSG berada di 6.200 poin ditahun 2020 diprediksi bakal tumbuh sekitar 7.000 poin.

“Kondisi investasi eksadana sangat dipengaruhi oleh bidang ritel. Hal ini tidak lepas dari perkembangan teknologi dan dunia digital. Saat ini, banyak investor yang berinvestasi melalui online market. Contohnya, kita bisa beli di market ritel lewat platform seperti Bukapalak.com, Tokopedia.com dan lain sebagainya,” paparnya.(q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *