Peristiwa

Dinilai Meresahkan, Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya Laporkan Anindya Shabrina

28
×

Dinilai Meresahkan, Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya Laporkan Anindya Shabrina

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Isu-isu meresahkan yang merebak di media sosial terkait bentrok antara pihak keamanan dan mahasiswa papua di Asrama Mahasiswa Papua Jalan Kalasan, dinnyatakan “tidak benar” oleh Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS).

Piter selaku Ketua IKBPS yang saat ini menjabat sebagai Kasi Trantib di Surabaya, menyatakan bahwa info yang menyebar itu merupakan informasi palsu yang justru memperkeruh suasana, apalagi info-info tersebut mengandung diskriminasi baik secara rasial maupun seksual.

“Menyatakan bahwa warga dan mahasiswa Papua tidak pernah mengalami ada diskriminasi, termasuk diskrimanasi sosial. Baik selama di Surabaya maupun saat kejadian di Asrama Mahasiswa Papua Jalan Kalasan no 10 pada tanggal 6 Juli lalu,” kata Piter ketika melakukan konferensi pers di jalan Mundu Surabaya. Kamis (12/7/2018).

Menurut Piter, kegiatan yang berlangsung pada tanggal 6 Juli lalu merupakan kegiatan pendataan penduduk non permanen. “Sudah sesuai Permendagri 14/2015. Tidak ada pelanggaran HAM ataupun yang lain pada kejadian ini,” jelasnya.

“Kalaupun ada teriakan yang menyerukan adanya perbuatan rasis dari pihak keamanan, setelah kami klarifikasi itu bukanlah dari adik-adik mahasiswa Papua. Melainkan saudari Anindya Shabrina yang bukan merupakan mahasiswa Papua,” tegas Piter.

Lebih lanjut, terkait ulah Anindya yang dianggap meresahkan itu, IKBPS menegaskan bahwa langkah hukum akan diambil untuk segera menyelesaikan masalah itu. “Tadi pagi pun kami sudah memasukkan laporan ke pihak kepolisian,” tegasnya.

“Kami juga akan segera mengagendakan untuk bertemu dengan LBH Surabaya dan Kontras untuk mengurai masalah itu dan menjelaskan bahwa apa yang sesungguhnya terjadi itu tidak seperti yang menjadi viral,” tandasnya.

“Kami warga Papua di Surabaya menegaskan bahwa sikap kami adalah NKRI Harga Mati! Saya sendiri 20 tahun tinggal dan bekerja di Surabaya, selama ini saya merasa nyaman. Kami tidak ingin isu-isu tidak benar yang meresahkan ini justru memperkeruh suasana,” pungkas Piter.(q cox)

Berikut rekaman video pernyataan sikap Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *