Peristiwa

Gorong-Gorong BPWS Telan Korban

13
×

Gorong-Gorong BPWS Telan Korban

Sebarkan artikel ini

Kisah pilu ini berawal tiga hari lalu yang saat itu Febriyanto Yudhoyono ikut bersama neneknya, Dwi Astuti (65) yang ingin ke pasar, dan lepas dari gandengan tangan dan ternyata ditemukan telah tewas disebuah gorong-gorong di kawasan Kedung Cowek Surabaya yang sedang dalam perbaikan.

SURABAYA (SPNews) – Febriyanto Yudhoyono (5) balita asal Tambak Wedi ditemukan tewas dalam gorong-gorong kawasan Kedung Cowek, ruas Suramadu menuju arah Surabaya, dengan kondisi membusuk, Senin (30/12/2013).

Saat itu, Febriyanto Yudhoyono ikut bersama neneknya, Dwi Astuti (65) yang ingin ke pasar, sementara nenek Dwi berjalan sambil menggendong adiknya, Febriyanto dilepas berjalan sendiri di belakang neneknya.

Karena cuaca hujan, Febriyanto yang berjalan sendiri, berniat digandeng Dwi. Namun saat itu Dwi kehilangan Febriyanto. Dwi berpikir, jika Febriyanto sudah pulang sendiri ke rumahnya. Dwi pun melanjutkan niatnya ke pasar. Setelah itu, sampai di rumah, Dwi lalu mencari Febriyanto di rumahnya namun tak ketemu.

Sementara orang-orang di rumah hanya tahu jika Febriyanto ikut nenek Dwi ke pasar. Sejak itulah diketahui Febriyanto hilang dan dilaporkan ke Polsek Kenjeran, Polres KP3 Tanjung Perak.

Selang tiga hari, oleh petugas kebersihan gorong-gorong mayat Febriyanto baru ditemukan dalam gorong-gorong yang pintu bak kontrolnya terbuka.

Menurut pengakuan Rokib, seorang tukang becak yang biasa mangkal di lokasi, sejak tiga hari lalu, pintu bak kontrol itu dibuka oleh petugas kebersihan gorong-gorong. Biasanya, setelah dibersihkan, pintu bak kontrol itu selalu ditutup lagi. Namun saat itu, tidak ditutup dan apes menimpa Febriyanto.

Sementara menurut Kanit Reskrim Polsek Kenjeran AKP M Yudho, pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut. Yang jelas, polisi akan melakukan pemanggilan terhadap petugas kebersihan gorong-gorong yang dianggap bertanggungjawab atas hal tersebut, guna mengusut penyebab kematian Febriyanto.

“Kabarnya, pintu bak kontrol harus dibuka karena di kawasan itu sering terjadi penyumbatan. Karena intensitas hujan tinggi, maka pintu bak kontrol itu terus dibuka agar tak terjadi penyumbatan. Saat hujan, air yang tergenang membuat lubang gorong-gorong itu tak terlihat karena tertutup air. Namun hal itu berbuah bencana,” tegas AKP M Yudho.

Senada dengan Erna Purnawati, Kasi Pematusan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Surabaya Heru Subianto saat dikonfirmasi menegaskan jika gorong-gorong di kawasan itu milik Badan Pengelola Wilayah Suramadu (BPWS). (q cox)

foto : Ilustrasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *