Pemerintahan

Kurangi Volume Kendaraan, Pemkot Surabaya “Soft Launching” Suroboyo Bus

11
×

Kurangi Volume Kendaraan, Pemkot Surabaya “Soft Launching” Suroboyo Bus

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Pasca uji coba bus suroboyo beberapa waktu lalu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Kapolrestabes Surabaya, Danrem dan jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) akhirnya melakukan soft launching operasi Suroboyo Bus pada Sabtu, (7/4/2018) di depan gedung siola.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan, kehadiran suroboyo bus diharapkan mampu mengurangi volume kendaraan di Surabaya. Saat ini, lanjutnya, volume kendaraan di Surabaya terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, transportasi massal merupakan alternatif yang dinilai tepat mengurangi kepadatan kendaraan.

“Perbandingan kendaraan pribadi dengan transportasi massal saat ini 75 persen dan 25 persen dan kalau sampai tembus angka 90 persen maka jalan di Surabaya akan berhenti. Idealnya 50 banding 50,” ujarnya.

Bahkan Wali Kota Risma awalnya mengaku sulit mengubah perilaku masyarakat dari sistem kendaraan pribadi ke transportasi massal. “Ini yang disebut psikologi perkotaan dari angkutan pribadi ke transportasi massal. Dibutuhkan transformasi dengan menggunakan transportasi massal,” ungkapnya.

 

Selain mengatasi kemacetan, Wali Kota Risma juga menuturkan bahwa suroboyo bus bermanfaat untuk mengurangi jumlah sampah plastik di Surabaya. Pasalnya, penumpang tidak perlu membayar dengan uang, melainkan sampah plastik.

“Bagi penumpang yang akan naik harus membawa 5 botol ukuran tanggung, 3 botol besar, 10 gelas air mineral, kantong plastik (kresek) dan kemasan plastik,” tuturnya.

Sedangkan bagi penumpang yang tidak ingin membawa sampah plastik, dapat menukarkan jenis-jenis sampah di bank sampah, drop box halte dan drop box terminal Purabaya yang telah bekerjasama dengan DKRTH. Lalu, tukarkan sampah dengan kartu setor sampah untuk ditukar dengan tiket.

“Dengan begitu, penumpang bisa berkeliling Surabaya selama 2 jam keliling secara gratis,” imbuhnya.

Nantinya, kata Wali Kota Risma, sampah-sampah plastik yang telah terkumpul akan diolah dengan baik dan benar dan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

“Ini bentuk komitmen kami dalam menanggulangi sampah plastik yang sifatnya tidak bisa hancur ratusan tahun,” kata mantan kepala dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota (DKP) ini.

Saat ini, pihaknya telah melibatkan 3 bank sampah untuk membawa hasil setor sampah dari halte serta terminal diantaranya bank sampah induk surabaya, bintang mangrove dan pitoe.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad menambahkan, bus suroboyo diharapkan menurunkan angka kecelakaan.

“Khusus untuk anak-anak sekolah agar bisa memanfaatkan bus suroboyo untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari,” kata Irvan.

Disampaikan Irvan, bus suroboyo juga aman saat melintas. Artinya, transportasi massal ini terintegritas dengan sistem pengaturan lalu lintas jalan. Sebab, lampu lalu lintas secara otomatis akan berubah menjadi hijau jika bus ini melintas.

“Pusat control ada di Terminal Bratang dan Joyoboyo,” ucapnya.

Selain itu, bus suroboyo juga dilengkapi dengan 12 kamera CCTV pada bagian dalam dan 3 kamera CCTV yang disematkan pada bagian luar. Keberadaan kamera-kamera ini untuk memberikan rasa aman bagi penumpang. Pintu bus juga dilengkapi sensor sehingga jika ada penumpang yang menghalangi, pintu tidak akan tertutup dan bus tidak akan berjalan.

Bus dengan lebar 2,4 meter dan panjang 12 meter juga dilengkapi tombol darurat jika terjadi kebakaran atau kecelakaan. “Pengemudi bus dapat menekan tombol dan alarm akan berbunyi lalu pintu bus akan terbuka secara otomatis,” terang Irvan.

Selain nyaman dan memiliki berbagai macam manfaat, bus ini juga ramah untuk penyandang difabel, lansia dan ibu hamil. Pemkot telah menyediakan tombol khusus dekat pintu masuk jika dipencet, asisten pengemudi akan membantu penyandang difabel masuk ke dalam bus.

“Suroboyo bus didesain low entry (tinggi pintu masuk yang rendah) yang mana ketinggian pintu sejajar dengan pedesertian,” paparnya.

Untuk rute bus, Irvan menjelaskan, bus mulai dari arah selatan ke utara (terminal Purabaya hingga Halte Rajawali), begitu pula sebaliknya dari halte Rajawali menuju terminal Purabaya.

“Bus akan beroperasi mulai pukul 6 pagi hingga 10 malam dilengkapi aplikasi GoBis untuk melihat jadwal kedatangan bus di setiap halte, asal dan tujuan, hingga posisi bus berada,” urai alumni Institut Sepuluh November (ITS).

Bus dengan kapasitas 67 orang ini juga dilengkapi dengan handle untuk pegangan penumpang serta warna bangku penumpang untuk laki-laki dan perempuan. Pada bagian depan berwarna merah muda untuk kaum hawa sedangkan bagian belakang berwarna orange untuk laki-laki.

“Pemisahan area tersebut untuk meminimalisir tindak pelecehan seksual di dalam bus,” tegasnya. Sumber Humas Pemkot Surabaya (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *