Jatim Raya

Pengamat: Generasi Millennial Belum Tentukan Arah Dukungan di Pilgub Jatim 2018

14
×

Pengamat: Generasi Millennial Belum Tentukan Arah Dukungan di Pilgub Jatim 2018

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Persaingan Pilkada Jatim 2018 nampaknya kian panas. Bukan karena isu-isu sara atau pun hoax namun terlebih pada adu program. Nah hal ini sangat menarik, pasalnya kedua paslon memiliki senjata masing-masing. Khofifah-Emil memiliki Nawa Bhakti Satya sementara Gus Ipul-Puti miliki 8 program unggulan.

Pengamat Sosio Politik UNAIR, Novri Susan mengatakan saat ini pemilih pemula yang notabene Generasi Millennial masih belum mau menentukan arah dukungan. Mereka lebih melihat ke calon pemimpin yang memiliki program rasional. Ia menyebutkan seperti halnya penciptaan program representasi kelas menengah.

“Program tersebut bisa diwujudkan dalam membangun ekonomi kreatif, serta pendidikan yang bagus dan mandiri. Nah di sini saya lihat pasangan Gus Ipul-Puti lebih matang, mereka punya kesiapan dan pengalaman. Sementara Khofifah-Emil proses menyusun dan baru masuk,” ujar Novri saat ditemui di FEB UNAIR, Kamis (15/3/2018).

Sementara jikalau melihat masing-masing paslon peserta pilkada ini, keduanya memiliki Cawagub yang tergolong muda dan bisa menggaet suara millennials. Novri melihat selisih keduanya sangat tipis, di survei Litbang Kompas Emil unggul 33 persen sedangkan Puti 30 persen. Sementara survei PolMark Indonesia, Emil juga unggul tipis 33,9 persen, Puti meraih popularitas 33,3 persen.

Namun yang menarik, saat ditanya head to head keduanya, Novri menyampaikan progress Puti tergolong luar biasa. Karena Puti baru saja masuk dikenalkan ke masyarakat Jatim sekitar 2 bulan saja sedangkan Emil sudah memiliki pamor sebagai Bupati Trenggalek. “Puti ini punya ikatan idelogi nasionalisme marhaenisme . Sedangkan Emil tidak, dia tumbuh di bidang profesional. Puti representatif abangan,” ucap Novri.

Sementara itu, Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu mengatakan berdasarkan survei Litbang Kompas masih menghadirkan pertarungan ketat. Tak ada yang unggul di antara dua kandidat karena hasil survei masih berada dalam rentang margin of error. Litbang Kompas menggelar survei pada 19 Februari-4 Maret dengan 800 responden. Margin of error sebesar 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei menunjukkan, elektabilitas Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak sebesar 44,5 persen berbanding 44,0 persen untuk Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno. Dengan margin of error 3,46 persen, rentang elektabilitas Khofifah-Emil 41,04-47,96 persen, sedangkan Gus Ipul-Puti 40,54-47,46 persen.

“Dari hasil survei kami, memang tidak bisa diartikan (ada kandidat) yang unggul. Situasi ini bermakna semua kandidat punya potensi untuk unggul,” kata Yohan.

Sementara Syekha Maulana (19) mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan UNAIR mengatakan dirinya masih menyayangkan dihantinya Azwar Anas ke Puti Guntur Soekarno untuk mendampingi Gus Ipul. Namun ia melihat ternyata melalui survei respon masyarakat terhadap Puti masih tinggi.

“Karena kekuatan PDIP dan Pak Karno yang kental di Puti. Namun saya sendiri melihat pemimpin harus yang rasional, logis dan selaras. Kalau Emil saya karena kepemudaannya saja dan Bupati Trenggalek,” kata Syekha.(q cox, Fj)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *