Nasional

Proyeksi Masih Pasang Surut, SBI Alami Penurunan Penjualan 2,85 Persen

10
×

Proyeksi Masih Pasang Surut, SBI Alami Penurunan Penjualan 2,85 Persen

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (Suarapubliknews) – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk mengalami penurunan volume penjualan domestik sebesar 2,85 persen dari pencapaian tahun 2018 sebesar 4,04 juta ton menjadi 3,92 juta ton. Hal ini disebabkan proyeksi bisnis semen hingga Mei 2019 masih pasang surut.

Communications Manager PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, Diah Sasanawati melalui siaran pers mengatakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) disampaikan sampai dengan Mei 2019 SBI mengalami penurunan volume penjualan domestic.

“Sementara volume ekspor SBI mengalami penurunan 27 persen dari 287 ribu ton menjadi 208 ribu ton. Kinerja perseroan terlihat masih lebih baik dibandingkan industri secara keseluruhan,” katanya.

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatatkan penurunan volume penjualan semen sebesar 3,68 persen, dari pencapaian tahun 2018 sebesar 26,3 juta ton menjadi 25.75 juta ton. Sementara total ekspor tumbuh 21,03 persen dibandingkan 2018 dari 2,06 juta ton menjadi 2,49 juta ton.

Secara keuangan, selama kuartal pertama 2019, melalui sinergi perluasan jangkauan pasar
dan program-program efisiensi yang dilakukan secara internal SBI berhasil menurunkan
tingkat kerugian hingga 63 persen atau menjadi Rp 123 milyar dari Rp 332 milyar pada periode yang sama di tahun 2018.

Perseroan berharap akan terdapat peningkatan kebutuhan sekitar 3 – 4 persen di semester kedua mendatang yang didukung oleh cuaca yang lebih baik, serta berlanjutnya agenda pembangunan oleh pemerintah maupun swasta setelah pemilihan umum.

“Di tengah situasi sulit tahun 2018, SBI masih mampu meraih peluang dari berbagai aktivitas
pembangunan di Indonesia sepanjang tahun 2018. Total volume penjualan semen dan klinker meningkat 6,3 persen dari 11 juta ton menjadi 11,7 juta ton,” tambah Diah Sasanawati.

Pendapatan meningkat 11 persen menjadi Rp10,378 miliar. Dari sektor infrastruktur dan ritel, volume penjualan semen naik 9 persen, menjadi 10,6 juta ton. Unit bisnis agregat dan beton jadi, mencatat pertumbuhan penjualan yang kuat.

Agregat tumbuh 39 persen dari Rp143,87 miliar menjadi Rp199,85 miliar. Sedangkan layanan konstruksi lainnya tumbuh dari Rp385,61 miliar menjadi Rp406,19 miliar. Dari sisi keuangan, persaingan yang berujung pada tekanan harga, berimbas pada penurunan EBITDA, dari Rp1,259 triliun menjadi Rp1,075 triliun.

“SBI juga masih mencatat kerugian Rp828 miliar, antara lain karena situasi yang sulit di pasar serta beban kewajiban-kewajiban keuangan Perseroan,” pungkasnya.

Pemegang saham juga menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (Price Waterhouse Coopers Indonesia). Serta menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan mengenai Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha Perseroan. Lalu sepakat untuk melakukan perubahan Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang Direksi.

Selanjutnya, mereka menyetujui Komposisi Direksi Perseroan. Terakhir, perubahan Jabatan Lilik Unggul Raharjo dari Direktur Independen menjadi Direktur. (q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *