Jatim Raya

Terbaring Lemah, Korban Pembacokan di Jember Desak Aparat Tangkap Pelaku

31
×

Terbaring Lemah, Korban Pembacokan di Jember Desak Aparat Tangkap Pelaku

Sebarkan artikel ini

JEMBER (Suarapubliknews) – Dalam kondisi tubuhnya yang lemah dan terbaring di di Puskesmas Gumukmas, Sa’i (50) korban penganiayaan dengan senjata tajam berharap agar pelaku pembacokan terhadap dirinya, segera ditangkap dan diadili.

Warga Desa Menampu Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember ini mengalami penganiayaan sekaligus menjadi korban pembacokan oleh temannya sendiri pada Minggu (9/6/2019) malam.

Kepada media ini, korban mengaku jika dirinya mengalami penganiayaan secara membabi-buta dan pembacokan berkali-kali dengan sebilah clurit oleh pelaku bernama Nurhasan warga Desa Menampu.

Namun korban masih beruntung karena takdir berkehendak lain. Betapa tidak, ternyata korban tidak mengalami luka-luka serius ataupun robek pada kulitnya, karena hanya mengalami luka lecet pada bibir dan tangan saja, sedangkan pada sekujur tubuhnya hanya terlihat goresan memar berwarna merah.

Menurut korban, sebenarnya antara pelaku dengan korban masih ada hubungan keluarga, selain itu masih satu rekan kerja sebagai perangkat Desa Menampu yang kesehariannya bekerja sebagai Ulu-ulu (urusan Irigasi Desa).

Oleh karenanya, korban tidak menyangka jika dirinya harus mengalami nasib seperti saat ini, pasalnya korban merasa tidak mempunyai masalah apapun dengan pelaku yang kini sedang di buru oleh petugas Kepolisian Sektor Gumukmas, karena melarikan diri.

“Saat itu saya sedang berkunjung ke rumah pak Tupon, saya tidak mengerti apa salah saya tiba-tiba kok saya dibacok, sebetulnya yang dicari bukan saya, tapi Sali wakil kerja saya,” kata Sa’i, saat di temui Media ini di Puskesmas Gumukmas.

Awal kejadiannya, tutur Sa,i, pada Minggu malam sekra pukul 23.00 wib, dirinya sedang berkunjung kerumah salahsatu temannya bernama Tupon, tiba-tiba pelaku mendatangi korban dan menanyakan keberadaan Sali.

“Sali Nang ndi Sali, saya Jawab, Sali ndek omah etan, bekne Saiki tak goleki ate tak bacok,’ cerita Sa’i menirukan ucapan pelaku.

Namun saat Sa’i berusaha meredam amarahnya dengan mengatakan “kenapa kamu akan membacok sali, daripada membacok sali, lebih baik saya saja yang kamu bacok,” ternyata benar-benar dilakukan.

“Tiba-tiba rambut saya dipegang dan langsung membacok saya secara bertubi-tubi di sekujur badan saya, pertama dia membacok bahu kemudian badan saya merata sambil membabi-buta hingga saya roboh” jelas sa’i.

Sa’i mengungkapkan, saat di bacok dirinya merasa penglihatannya gelap, hingga kemudian roboh dan tidak bisa berdiri lagi,namun anehnya walaupun di bacok berkakali-kali,kulit korban tidak mengalami luka atau pun robek pada kulitnya, hanya luka lecet di tangan dan bibir dan juga memar-memar berwarna merah di sekujur tubuhnya.

“Tidak robek kulit saya, hanya memar-memar berwarna merah saja, ada luka sedikit di bibir dan tangan, rasa sakit terasa di tulang punggung. Saya pun tidak melawan ketika saya di bacok, jika saya mengerti Nurhasan akan membacok pasti saya siap, ketika itu saya tidak membawa senjata,” terangnya

Atas Insiden tersebut, Sa’i berharap pelaku Nurhasan segera di ketemukan dan di proses hukum. Dan Sa’i mengaku tetap tidak terima dan akan menuntut, sebab dirinya merasa tidak bersalah. (q cox, Thr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *