SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya memberikan penjelasan, mengenai munculnya genangan di sejumlah kawasan di Kota Pahlawan saat hujan lebat, pada Jumat (29/11/2024) kemarin.
Genangan tersebut muncul karena adanya sumbatan dari sisa potongan kabel utilitas di saluran air, hingga warga yang menolak pembangunan jembatan.
Kepala Bidang Drainase DSDABM Kota Surabaya, Windo Gusman Prasetyo mengatakan, sejumlah lokasi yang dilanda genangan adalah kawasan Jalan Kedungdoro, Jalan Kupang Baru, dan Jalan Manukan Lor Surabaya.
Pertama adalah genangan yang muncul di kawasan Jalan Kedungdoro Surabaya, dikarenakan aliran air yang menuju ke Jalan Embong Malang hingga ke Rumah Pompa Jalan Kenari tersumbat oleh sisa-sisa potongan kabel utilitas.
“Ada sisa kulit dari pembungkus kabel utilitas yang habis dipotong-potong dan menyumbat jalannya air menuju ke Rumah Pompa Jalan Kenari. Sehingga, wilayah Jalan Embong Malang, dan Jalan Kedungdoro bagian utara ada beberapa titik genangan,” kata Windo, Sabtu (30/11/2024).
Windo menerangkan, meski intensitas hujan tinggi, sejak tahun 2022, Jalan Embong Malang Surabaya sudah tidak ada genangan. Namun, akibat penyumbatan saluran karena sisa potongan kabel utilitas, baru kali ini muncul genangan.
“Penangannya sudah beberapa sisa potongan kabel utilitas diambil, sebagian lainya belum karena akan ditelusuri terlebih dahulu” terangnya.
Kedua adalah genangan yang muncul di kawasan Jalan Kupang Baru Surabaya. Adanya genangan ini dikarenakan aliran air yang cukup deras dari hulu. Yaitu, persoalan dari beberapa jembatan yang masih rendah sehingga air meluber dan menggenangi kawasan tersebut.
Windo mengaku, sebetulnya DSDABM Surabaya berencana melakukan pembangunan dan meninggikan jembatan di kawasan Jalan Kupang Baru Surabaya, pada tahun 2024 ini, hanya saja mendapat penolakan dari warga sekitar.
“Alasan mereka menolak adalah perlunya kajian lebih dalam. Sebab, warga menilai jika jembatan dibangun, maka wilayah mereka akan terdampak genangan,” ungkapnya.
Meski demikian, Windo menjelaskan bahwa pembangunan jembatan di kawasan Jalan Kupang Baru akan tetap dilakukan. “Namun akan dimulai pada tahun 2025 karena masih akan dilakukan koordinasi dengan warga sekitar,” jelasnya.
Dan ketiga, adalah genangan di kawasan Jalan Manukan Lor Surabaya. Window bersama Tim DSDABM Surabaya pun telah meninjau kawasan tersebut untuk mencari penyebab genangan. Dari hasil penelusurannya, dataran tinggi di Jalan Manukan Lor Surabaya telah dipenuhi air. Sedangkan, di dataran rendah memasuki Jalan Kyai Amir hingga Jalan Manukan Tama Surabaya masih kosong atau tidak dipenuhi air.
“Ada sedimen yang menghambat laju air. Karena itu, pada Minggu (1/12/2024), DSDABM akan menerjunkan dua alat berat beserta satgas untuk menelusuri wilayah Jalan Manukan. Jadi kami langsung bergerak cepat,” bebernya.
Di samping itu, memasuki musim penghujan, Windo menegaskan bahwa DSDABM Surabaya telah mendata titik lokasi genangan. Bahkan, semua satgas DSDABM Surabaya juga sudah bersiap melakukan gerak cepat pencegahan dan penanganan genangan.
“Titik genang sudah terpantau. Kita akan melakukan penanganan cepat, misal ada genangan, satgas dan Tim Mobil Pompa telah siap di lapangan. Satgas penjagaan Rumah Pompa, serta satgas yang menelusuri saluran pun juga sudah diperbanyak,” pungkasnya. (q cox)