Pemerintahan

Harapan di HJKS ke-732: Surabaya Terus Perkuat Pendidikan Humanis untuk Anak

123
×

Harapan di HJKS ke-732: Surabaya Terus Perkuat Pendidikan Humanis untuk Anak

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Memasuki usia ke-732, Surabaya diharapkan terus meneguhkan komitmennya sebagai kota yang ramah anak melalui pendekatan pendidikan yang humanis, inklusif dan memberdayakan. Harapan ini salah satunya disampaikan oleh Pengurus Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, M Isa Ansori.

“Gemerlap Surabaya menapaki usianya yang semakin tua, terlihat semakin cantik dan melayani. Berbagai fasilitas publik dibangun sebagai upaya mempertemukan semua kelompok masyarakat agar bisa bertemu dan terlayani,” ujar Isa Ansori, Kamis (8/5/2025).

Ia menilai bahwa Surabaya sebagai Kota Layak Anak, sudah sejak lama menjadi pelopor pendidikan inklusif yang menekankan ketegasan dan disiplin positif. Bahkan, kata dia, pendidikan yang digaungkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sejalan dengan karakter khas Kota Pahlawan, yakni tangguh, kreatif dan humanis.

“Pendekatan ini bukan hanya tentang pembelajaran di kelas, tetapi juga tentang menyelamatkan masa depan anak-anak dengan memahami keunikan mereka, termasuk mereka yang memiliki perilaku luar biasa atau berasal dari keluarga kurang mampu,” tutur Isa.

Sebagai bentuk konkret, Isa mengungkapkan bahwa Surabaya telah mengembangkan program Kampung Anak Negeri yang menjadi ruang pembinaan bagi anak-anak untuk mengembangkan bakat ke arah positif. Anak-anak yang gemar berkelahi, misalnya, diarahkan melalui pelatihan olahraga seperti tinju dan bela diri, untuk menyalurkan energi mereka secara positif.

“Di sini, anak-anak yang gemar berkelahi dilatih dalam olahraga seperti tinju atau beladiri. Dengan bimbingan pelatih yang peduli, energi mereka tersalurkan ke dalam disiplin, sportivitas, dan rasa percaya diri,” sebut Isa.

Selain itu, Isa menilai bahwa program Asrama Bibit Unggul, juga menjadi tonggak penting dalam pemberdayaan anak-anak berprestasi. Termasuk pula terhadap anak-anak penyandang disabilitas.

“Di asrama ini, anak-anak dari berbagai latar belakang mendapatkan pendidikan yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan bakat dan karakter,” kata Wakil Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Jawa Timur ini.

Menurut Isa, kombinasi antara pendidikan formal dan pembinaan karakter dalam program-program ini memungkinkan anak-anak dari latar belakang kurang mampu atau dengan perilaku negatif tetap mendapatkan hak atas pendidikan dan pengembangan diri.

“Surabaya, kota yang kini berusia 732 tahun, telah lama menjadi pelopor pendidikan yang inklusif dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat,” ungkap Dewan Penasehat Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Muhammadiyah Surabaya tersebut.

Karena itu, di momen Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732 ini, Isa mendorong keberlanjutan dan penguatan program-program pendidikan yang berorientasi pada kesejahteraan anak. “Di usianya yang ke-732, Surabaya diharapkan terus menjadi kota yang melayani warganya dengan pendekatan humanis,” jelas dia.

Isa juga berharap, melalui Kampung Anak Negeri, Asrama Bibit Unggul, serta inspirasi dari praktik baik lokal dan internasional, Surabaya dapat terus menjadi pelopor kota yang melayani dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“Masa depan anak-anak Surabaya adalah cerminan dari komitmen kita hari ini. Dengan pendekatan yang penuh kasih, disiplin yang membangun, dan kesempatan yang setara, Surabaya akan terus menjadi kota yang tidak hanya tangguh, tetapi juga penuh harapan bagi generasi mendatang,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *