SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Sebanyak 51 desainer muda, yang merupakan mahasiswa S1 Pendidikan Vokasional Kesejahteraan Keluarga (PVKK) Konsentrasi Tata Busana angkatan 2021 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, sukses menggelar Cipta Karya Busana 2025 di Mercure Surabaya Grand Mirama, gelaran megah ini mengusung tema “Paradox City of Soerabaja”.
Para desainer berbakat ini memamerkan 2-in-1 looks design (dua tampilan busana berbeda dalam satu karya) yang terinspirasi dari empat tema utama yang telah ditentukan. Karya-karya tersebut tidak hanya memukau jajaran rektorat, dekan, dan dosen, tetapi juga disaksikan langsung oleh juri, pejabat dari Pemerintah Kota Surabaya, orang tua atau wali mahasiswa, hingga tamu undangan yang hadir.
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Gelar Cipta Karya PVKK, Agus Ridwan M., S.Pd., M.Pd, menjelaskan bahwa tema “Paradox City of Soerabaja” diangkat untuk menyoroti kembali sejarah dan ikon-ikon yang menjadi inspirasi bagi mahasiswa semester 8 ini.
Gelar Cipta Karya ini merupakan mata kuliah berbobot 4 SKS, dirancang untuk mengukur kompetensi mahasiswa secara komprehensif. “Ada empat tema yang ditentukan, yaitu Perjuangan, Pecinan Kia-Kia, Urban, dan Karesidenan. Tiap mahasiswa hanya memilih dua tema,” ujarnya.
Rektor Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Dr. Untung Lasiyono, M.Si, menyampaikan apresiasinya terhadap Gelar Cipta Karya Mahasiswa Tata Busana angkatan 2021 ini. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar tugas akhir mahasiswa, melainkan ajang pembuktian kemampuan dan menampilkan karya terbaik mahasiswa selama perkuliahan.
“Melalui kegiatan ini, tentunya diharapkan (mahasiswa) memiliki kemampuan kompetensi sebagai seorang perancang (busana), mungkin sebagai seorang desainer, mungkin sebagai seorang yang bisa menciptakan sebuah tata busana yang sesuai dengan potensi kita, budaya kita yang ada di Nusantara ini,” ungkapnya.
Beliau juga menekankan pentingnya pembekalan kewirausahaan bagi para mahasiswa. “Yang penting mereka dibekali juga hal-hal yang terkait dengan wirausaha, sehingga mereka pun setelah lulus ini tidak harus lari ke sana ke sini untuk cari pekerjaan, tetapi mereka sudah bisa siap dengan bekal ini untuk berwirausaha di bidang busana tentunya yang mereka tekuni,” sambungnya.
Dr. Untung menjelaskan bahwa FKIP merupakan fakultas terbesar di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dengan 15 program studi. Prioritas utama bagi lulusan FKIP adalah menjadi guru, mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), mengingat kebutuhan guru yang masih sangat tinggi.
Sementara itu, salah satu juri sekaligus influencer busana dari Surabaya, Alicia Amaris Trixie, S.Ds, menilai bahwa tren busana sehari-hari di Surabaya cenderung santai, simpel, dan tidak banyak motif atau corak berlebihan. “Ya simpel gitu kok, untuk formal atau semi formal gitu, yang penting nyaman saja. Untuk acara ini, semoga saja dari sini banyak desainer di sana yang terinspirasi dari karyanya anak-anak,” pungkasnya.
Gelar Cipta Karya Busana 2025 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ini menjadi bukti nyata komitmen universitas dalam menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten di bidangnya, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia kerja, bahkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. (q cox, tama dini)