Peristiwa

Minilemon Bukan Sekadar Kartun, Melainkan Gerakan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Indonesia

161
×

Minilemon Bukan Sekadar Kartun, Melainkan Gerakan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Indonesia

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Di tengah derasnya arus globalisasi dan minimnya tontonan anak yang sarat nilai moral, kreator dan budayawan, Reno Halsamer mencoba menjawab keresahan tersebut lewat karya animasi Minilemon.

Dalam sesi inspiratif bertajuk “The Ethical Goldmine: Why Values-Based Animation Sells” di IdeaFest Surabaya 2025, First Chairman & Founder Dtopeng Kingdom Foundation and Minilemon Universe, Reno memperkenalkan Minilemon sebagai lebih dari sekadar film kartun—melainkan sebagai gerakan kebudayaan dan pendidikan karakter untuk anak Indonesia.

Acara ini menjadi bagian dari IdeaFest 2025 yang mengangkat tema besar “The Rise of Local Heroes”, dan diselenggarakan di Grand City Convex Surabaya. Dalam sesi tersebut, Reno hadir bersama Yon Tanto, Owner PT Citra Balita Kirana (brand Balita), dengan Edwin Te, Co-Founder Middleform dan kreator Lineakomik, sebagai moderator.

Minilemon dibangun dengan pendekatan riset dan nilai-nilai positive character yang mengakar kuat pada budaya Indonesia, seperti menyapa tetangga, mencium tangan orang tua sebelum berangkat sekolah, hingga semangat gotong royong. Reno menekankan, “Nilai-nilai sederhana ini kini mulai terlupakan karena gerusan tontonan modern yang miskin pesan moral.”

Setiap episode Minilemon dikembangkan lewat riset psikologis mendalam, dengan melibatkan psikolog, akademisi, hingga santri, untuk memastikan konten visual berdampak positif secara psikologis bagi anak-anak usia dini. “Anak-anak bisa dilatih lewat gambar bergerak. Apa yang mereka lihat, akan mereka tiru,” ujarnya.

Ia menyebut bahwa pendekatan produksi Minilemon terdiri dari: 40% narasi, 40% teknologi, dan 20% desain visual. Reno, yang juga dikenal sebagai kolektor topeng Nusantara, mengungkapkan bahwa enam karakter utama Minilemon terinspirasi langsung dari koleksi topengnya—beberapa berusia lebih dari 1000 tahun.

Ia memadukan topeng sebagai artefak budaya dengan buah lemon sebagai simbol kesegaran dan harapan. Keenam karakter tersebut adalah: Wayan – Bali, Ucup – Sunda, Togar – Batak, Slamet – Jawa, Minggus – Papua dan Memey – Tionghoa. “Karakter-karakter ini saya desain mirip persis dengan topeng koleksi saya tanpa perubahan, agar tetap otentik,” ungkapnya.

Minilemon tak hanya menjanjikan nilai luhur, tapi juga standar visual dan teknis sekelas Pixar. Proyek ini digarap sejak tahun 2019 oleh tim ilustrator dan animator muda, termasuk siswa SMK dan santri pesantren. Reno melatih 52 inkubator kreatif yang kini sedang mengembangkan konten bertema kehidupan santri, toleransi, dan karakter positif lainnya.

Pembuatan setiap kostum karakter Minilemon bahkan memerlukan riset hingga tujuh bulan, demi memastikan warna dan bentuk yang “child-friendly dan mudah diingat anak-anak.” Film animasi panjang pertama Minilemon direncanakan rilis tahun depan, disutradarai oleh Heriyadi Natawijaya, Co-Founder Minilemon Indonesia.

Minilemon tidak berhenti pada produksi animasi. Reno mengembangkan Minilemon Universe, sebuah pengembangan IP (intellectual property) yang mencakup retail, kampanye sosial, kerja sama bisnis, hingga branding. Ia menekankan bahwa Minilemon Universe adalah “kapal besar” dalam ekosistem ekonomi kreatif Indonesia yang berorientasi nilai dan dampak sosial.

Meski lahir dari nilai lokal, Minilemon tengah dalam penjajakan kerja sama dengan Doraemon Jepang, sebagai bagian dari ekspansi global berbasis IP edukatif Indonesia. Sementara itu, brand Balita milik Yon Tanto telah lebih dahulu berkolaborasi dengan Pinkfong—pencipta Baby Shark—untuk distribusi konten edukatif ke Asia Tenggara.

Reno menutup dengan seruan kepada pemerintah agar dukungan terhadap IP anak tidak eksklusif atau bias pada relasi pribadi, tetapi terbuka bagi kreator independen yang memiliki struktur kerja profesional dan dampak sosial.

“Negara kita ini masih gampang disulut konflik agama dan ras. Kita perlu cerita-cerita yang membungkus keberagaman dan kebhinekaan secara menyenangkan. Minilemon membawa pesan itu,” pesannya.

Minilemon muncul bukan hanya sebagai hiburan alternatif, tetapi jawaban strategis atas tantangan zaman. Mengangkat nilai budaya, keberagaman, dan adab, serta diproduksi dengan standar tinggi oleh anak bangsa, Minilemon adalah simbol baru local hero Indonesia—yang layak ditonton, ditiru, dan didukung penuh. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *