SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur memproyeksikan pertumbuhan ekonomi daerah ini berada di kisaran 4,7% hingga 5,5% pada 2025. Optimisme ini ditopang konsumsi masyarakat yang solid, lonjakan investasi, serta permintaan ekspor yang stabil.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, M. Noor Nugroho, menyebut investasi menjadi pendorong utama pertumbuhan, tercermin dari meningkatnya impor mesin dan peralatan serta realisasi proyek strategis di berbagai wilayah. “Konsumsi domestik tetap kuat, sementara komoditas unggulan seperti emas perhiasan, lemak minyak, kayu, dan produk kimia berkontribusi signifikan pada ekspor,” ujarnya.
Namun, di balik optimisme tersebut, sejumlah tantangan harus diwaspadai. Proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini hanya sekitar 3,0%, dibayangi ketidakpastian akibat konflik geopolitik, fluktuasi harga komoditas, dan perubahan kebijakan moneter negara-negara besar. “Faktor-faktor ini dapat memengaruhi kinerja ekspor Jawa Timur,” katanya.
Pengendalian inflasi juga menjadi fokus. BI menargetkan inflasi Jawa Timur berada di level 2,5% ± 1%, dengan menjaga stabilitas harga agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
Untuk menjaga momentum pertumbuhan, BI bersama pemerintah daerah mendorong sinergi kebijakan, termasuk digitalisasi sektor keuangan guna meningkatkan efisiensi transaksi dan inklusi keuangan. Strategi lain meliputi pemberdayaan UMKM, penguatan ekonomi kreatif, pengembangan sumber daya manusia, promosi komoditas unggulan, serta optimalisasi investasi di sektor strategis.
Koordinasi kebijakan fiskal dan moneter dilakukan secara adaptif untuk merespons dinamika terkini, memastikan Jawa Timur mampu menghadapi gejolak global. “Dengan fondasi konsumsi dan investasi yang kuat, kami optimistis pertumbuhan akan tetap terjaga,” tutupnya. (q cox, tama dini)