SURABAYA (Suaarpubliknews) ~ Guna meningkatkan kapasitas riset internasional, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan resmi dari Murdoch University mewakili Western Australian – East Java Consortium (WAEJUC) dan Indo-Pacific Research Centre (IPRC). Kunjungan ini sekaligus menjadi langkah strategis ITS dalam memperkuat jejaring riset internasional untuk mendukung perkembangan penelitian di Indonesia.
Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS Fadlilatul Taufany ST PhD menyampaikan, kunjungan ini merupakan balasan dari kunjungan tim perguruan tinggi di Jawa Timur ke Australia, April lalu. Kunjungan tersebut bertujuan untuk menjalin kerja sama riset antar-universitas. “Dari kunjungan tersebut kami membentuk WAEJUC,” ujarnya.
Lebih lanjut, dosen yang akrab disapa Taufany ini menambahkan, WAEJUC merupakan program riset kolaborasi perguruan tinggi di Jawa Timur bersama Australia Barat. Program ini bertujuan untuk mendorong kolaborasi riset mengenai isu-isu global, serta memperkuat jejaring akademik di kedua wilayah. “Isu yang dibahas terkait ketahanan pangan, perubahan iklim, dan pemanfaatan teknologi,” jelas dosen Departemen Teknik Kimia ini.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi Murdoch University diwakili oleh Prof Jacquiline Lo dan Prof Tania Urmee sebagai Direktur IPRC. Taufany mengungkapkan, topik utama dalam diskusi ini terkait kegiatan WAEJUC Research Summit 2025 yang telah memasuki tahap final. Ia berharap forum ini dapat menjadi wadah untuk lebih memperkuat jejaring akademik dan riset di kedua wilayah.
Selain membahas WAEJUC Research Summit 2025, Taufanny memaparkan bahwa terdapat beberapa program strategis yang turut didiskusikan. Program-program tersebut adalah pengembangan flagship project, program magang industri, serta pertukaran dosen antar-universitas. ”Selain itu, kami juga merencanakan untuk student exchange atau joint degree,” tuturnya.
Dengan menerima kunjungan ini, ITS secara langsung mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya pada poin ke-4 tentang pendidikan berkualitas, poin ke-9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur, serta poin ke-17 terkait kemitraan untuk mencapai tujuan. Hal ini sekaligus menjadi bukti nyata kontribusi ITS dalam menjalin sinergi strategis antar-perguruan tinggi internasional.
Terakhir, melalui diskusi kerja sama ini, Taufany berharap agar kolaborasi dengan Murdoch University dan WAEJUC dapat memberikan dampak nyata terhadap pembangunan kawasan Indo-Pasifik. “Semoga melalui kolaborasi ini dapat berlanjut seterusnya untuk menghasilkan riset yang dapat bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya. (q cox, tama dini)