NasionalPeristiwa

Berani Jujur Diri, Wulan Guritno Luncurkan Kampanye Insecurity Uncovered

109
×

Berani Jujur Diri, Wulan Guritno Luncurkan Kampanye Insecurity Uncovered

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (Suarapubliknews) ~ Setelah lama dikenal publik sebagai ikon sensualitas dan pesona awet muda di layar kaca, Wulan Guritno hari ini tampil berbeda. Dalam peluncuran kampanye bertajuk “Insecurity Uncovered” bersama ZAP Premiere, Wulan memecah keheningan—bukan dengan kata-kata keras, tapi dengan keberanian yang sunyi: ia menghapus makeup-nya di hadapan media dan tamu undangan, menampilkan wajah aslinya, lengkap dengan bekas jerawat dan luka yang selama ini disembunyikan.

Aksi simbolis itu berlangsung saat matahari terbenam di Four Seasons Jakarta, menjadi momen paling personal dalam perjalanan panjang aktris 44 tahun tersebut. “Saya baca semua komentar, bahkan yang paling pedas. Tapi di balik kritik itu, saya tahu banyak yang sebenarnya peduli. Kalau saya bisa menghadapi ini dengan tenang, mungkin saya bisa bantu perempuan lain agar nggak merasa harus sempurna,” ujarnya.

Langkah itu bukan sekadar klarifikasi atas komentar netizen yang sempat menyoroti kondisi kulitnya setelah penayangan film “Norma.” Lebih dari itu, Wulan menjadikannya refleksi: bahwa kesempurnaan hanyalah ilusi yang sering kali menjerat perempuan dalam ketakutan untuk jujur pada diri sendiri.

“Saya sudah mencoba berbagai perawatan di dalam dan luar negeri. Faktanya, acne scar tidak bisa 100% hilang. Dan itu bukan kegagalan, itu realita. Yang berubah bukan kulit saya, tapi cara saya melihat diri sendiri. Setelah lima sesi di ZAP Premiere, kulit saya membaik 70%, tapi yang paling besar justru rasa percaya diri saya,” tambahnya.

Kampanye “Insecurity Uncovered” hadir bukan hanya sebagai kisah pribadi, tapi gerakan dua arah: Mini series dokumenter tentang perjalanan penyembuhan Wulan, ditayangkan setiap Rabu pukul 18.00 WIB di Instagram dan TikTok @zappremiere, tanpa naskah dan tanpa makeup. Bundling perawatan “Wulan’s Acne Scars Healing Series”, dibuka untuk publik agar siapa pun bisa mengikuti langkah pemulihan serupa.

VP Medical ZAP Group, dr. Dara Ayuningtyas mengatakan proses penyembuhan bekas jerawat tidak semata fisik, tapi juga emosional. “Scar healing bukan tindakan instan, tapi perjalanan yang butuh strategi realistis. Kami tidak menjual mimpi, kami membantu pasien berdamai dengan kulit mereka,” jelasnya.

Wulan mengakui, ada masa ketika ia enggan melihat bayangannya sendiri. “Ada masa di mana aku benar-benar benci lihat cermin. Rasanya mustahil kulit ini bisa pulih. Tapi hari ini aku bisa bilang: perubahan itu mungkin, asal kita tidak menyerah,” tuturnya.

Data ZAP Beauty Index 2024 memperkuat relevansi kampanye ini—sebanyak 48,8% perempuan milenial di Indonesia menyebut bekas jerawat sebagai masalah kulit utama mereka, bahkan lebih tinggi daripada kerutan.

Melalui tagar #HealingFeelsBetterTogether, Wulan juga meluncurkan komunitas digital “Acne Healing Circle”, ruang aman bagi para acne fighter untuk berbagi kisah, saling memberi dukungan, dan belajar mencintai diri sendiri tanpa harus menutupi luka.

Bagi Wulan, perjalanan ini bukan sekadar transformasi kulit, tapi transformasi batin. “Healing bukan tentang jadi sempurna, tapi tentang berani jujur pada diri sendiri,” katanya menutup acara.

Kampanye ini pun menjadi cermin bagi banyak perempuan Indonesia: bahwa setiap bekas luka, baik di kulit maupun di hati, bisa berubah menjadi kekuatan—asal kita cukup berani untuk tidak menyembunyikannya lagi. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *