PemerintahanPeristiwa

Waspada Angin Kencang, Pemkot Surabaya Gencarkan Perantingan hingga Peremajaan Pohon Tua

69
×

Waspada Angin Kencang, Pemkot Surabaya Gencarkan Perantingan hingga Peremajaan Pohon Tua

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya meningkatkan kewaspadaan di musim penghujan dengan menggencarkan program perantingan pohon secara rutin. Langkah ini dilakukan untuk memitigasi risiko pohon tumbang akibat angin kencang dan curah hujan tinggi yang dapat membahayakan keselamatan warga dan pengguna jalan.

Kepala DLH Kota Surabaya, Dedik Irianto, menjelaskan bahwa pemkot memiliki jadwal rutin untuk perantingan, khususnya di ruas-ruas jalan utama. Untuk memastikan pekerjaan berjalan optimal dan aman, tim lapangan dibagi ke dalam tujuh rayon, dengan target minimal meranting 20 pohon per hari di setiap rayon saat cuaca mendukung.

“Pada kasus-kasus khusus di daerah padat, seperti di Wiyung, perantingan bahkan dilakukan pada hari Minggu pagi. Kami bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk melakukan penutupan jalur sementara (contra flow) demi menjamin keselamatan petugas dan pengguna jalan,” kata Dedik, Selasa (18/11/2025).

Dedik menambahkan bahwa selain jadwal rutin, masyarakat juga diberikan akses untuk berpartisipasi aktif. Warga dapat mengajukan permohonan perantingan melalui aplikasi Wargaku, bahkan untuk pohon-pohon yang berada di dalam area permukiman.

Selain perantingan, Pemkot Surabaya juga tengah menjalankan program peremajaan pohon di beberapa ruas jalan. Program ini dinilai krusial karena banyak pohon besar yang telah berusia puluhan tahun seperti pohon asem peninggalan Belanda di Jalan Ahmad Yani, berisiko mengalami keropos di bagian tengah meskipun dari luar tampak sehat.

“Pohon-pohon yang terlalu besar dan berisiko tinggi di tepi jalan raya akan diremajakan dengan jenis pohon yang lebih ideal. Jalan Ahmad Yani menjadi salah satu lokasi utama peremajaan karena merupakan akses vital dan pintu masuk utama ke kota,” jelasnya.

Ia menyadari bahwa proses peremajaan ini memerlukan waktu yang lama dan berbeda dengan pembangunan fisik. “Pohon membutuhkan waktu puluhan tahun untuk tumbuh besar dan kembali menciptakan keteduhan yang kini dinikmati oleh warga,” ujar dia.

Sebagai langkah preventif, Dedik juga mengimbau seluruh masyarakat agar tidak berteduh atau memarkir kendaraan di bawah pohon besar saat terjadi hujan lebat atau angin kencang.

“Kami mengimbau agar warga menghindari pohon saat cuaca ekstrem. Hal ini demi mencegah bahaya kecelakaan yang diakibatkan oleh pohon tumbang, yang seringkali terjadi karena bagian dalam pohon sudah keropos,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *