SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Surabaya Fashion Parade (SFP) 2025 resmi menutup rangkaian perayaan mode tiga hari dengan atmosfer yang meriah dan penuh sorakan penonton. Mengusung tema besar “Reebillion”, hari terakhir SFP tidak hanya mempertegas semangat anti-stagnasi, tetapi juga menjadi arena bagi regenerasi pelaku mode melalui Urban Show dan Final Surabaya Model Search.
Sebagai penyelenggaraan tahun ke-18, SFP kembali menegaskan posisinya sebagai panggung mode paling progresif di Jawa Timur—tempat karya, karakter, dan eksperimen berpadu menjadi satu perayaan urban fashion.
Hari ketiga berfokus pada segmen Urban Show, sebuah kurasi yang menampilkan koleksi ready-to-wear paling ekspresif, fungsional, dan relevan dengan identitas generasi muda.
Para desainer menginterpretasikan “Reebillion” melalui gaya jalanan yang tidak hanya atraktif secara visual, tetapi juga memiliki narasi kuat. Siluet longgar, permainan layering, teknik dekontruksi, serta tekstur berani mendominasi runway.
Keberlanjutan menjadi sorotan utama. Sejumlah perancang menampilkan eksplorasi material tidak lazim—mulai dari limbah denim, kain upcycle, hingga kulit sintetis stretch yang diramu menjadi tampilan edgy. Pendekatan ini memperlihatkan bahwa rebellion tidak sekadar estetika, tetapi juga cara produksi yang lebih bertanggung jawab.
Founder SFP, Dian Apriliana mengatakan SFP 2025 adalah simbol perlawanan terhadap stagnasi. “Desainer muda membawa napas baru, berani bermain dengan material tak terduga, dan membuktikan bahwa fashion itu harus jujur pada karakternya sekaligus bertanggung jawab,” tegasnya.
Salah satu karya yang menyita perhatian penonton adalah koleksi NOBILE Chapter 2 dari desainer asal Malang, Zizi Rafika di bawah label Feyzion by Zizi. Koleksi urban art wear ini menghadirkan karakter bangsawan modern yang kuat, karismatik, dan artistik—interpretasi kontemporer dari kata Latin nobile yang berarti “bangsawan”.
Zizi menjelaskan bahwa koleksinya terdiri dari 12 look dengan dominasi warna hitam–emerald, dirancang untuk mencerminkan sosok bangsawan yang elegan namun tegas. “NOBILE mengangkat karakter bangsawan yang strong, tegas, dan karismatik. Elegan, tapi tetap urban,” jelasnya.
Karya Zizi tampil mencolok berkat perpaduan berani antara: Songket Palembang sebagai wastra utama, Upcycle denim yang diolah menjadi potongan futuristic, Stretch leather untuk memberikan kesan modern dan bold, Teknik sasiko (hand-stitching Jepang) untuk menegaskan tekstur, Teknik macramé berbahan handmade benang khusus. “Sentuhan leather dan sasiko membuat potongan lebih bold. Semua dikombinasikan dengan teknik handmade agar karakternya kuat,” ungkapnya.
Hari terakhir SFP 2025 bukan sekadar penutup sebuah rangkaian acara, tetapi puncak pesan kolektif bahwa mode adalah ruang paling demokratis—tempat cerita, karakter, dan keberanian bisa diwujudkan tanpa batas.
Tema “Reebillion” kini tidak hanya menjadi slogan, tetapi gerakan kreatif yang membawa mode Surabaya pada fase identitas baru: lebih bebas, lebih berani, lebih bertanggung jawab, dan lebih relevan dengan generasi masa kini. SFP 2025 pun meninggalkan pesan yang kuat:
fashion bukan lagi tentang mengikuti arus, melainkan menciptakan arus baru. (q cox, tama dini)












