SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Casa Grande Jawa Timur menandai babak baru perjalanan organisasinya melalui acara Casa Grande & Media Gathering yang digelar di Ballroom Java Paragon Hotel & Residences, Senin (24/11/2025).
Dalam agenda resmi tersebut, organisasi para General Manager hotel berbintang di Jawa Timur ini mengumumkan tiga pencapaian strategis: peluncuran logo baru, pengukuhan kepengurusan baru, serta legalitas organisasi.
Chairwoman Casa Grande Jawa Timur, Mia Damiati, menyebut momentum ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah transformasi untuk memperkuat posisi organisasi dalam industri perhotelan dan pariwisata. “Ini adalah momen penting bagi Casa Grande. Kami memasuki fase baru dengan identitas modern, manajemen yang lebih kuat, dan struktur legal yang resmi,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, Casa Grande memperkenalkan logo baru yang diklaim mencerminkan karakter organisasi yang lebih inovatif, profesional, dan kolaboratif. Identitas visual ini diposisikan sebagai tonggak penyegaran organisasi agar tetap relevan di tengah perkembangan industri hospitality yang cepat. Logo tersebut dirancang sebagai simbol perjalanan baru Casa Grande dalam memperkuat ekosistem perhotelan dan pariwisata di tingkat regional.
Agenda kedua adalah pengukuhan kepengurusan baru, termasuk Chairwoman dan Steering Committee. Pengurus baru ini diharapkan menjadi motor penggerak program strategis organisasi, mulai dari peningkatan kompetensi SDM hingga pengembangan kampanye pemasaran pariwisata. “Kami ingin menjadi organisasi yang adaptif, progresif, dan relevan dalam memajukan industri perhotelan Jawa Timur,” paparnya.
Fokus strategis yang ditekankan meliputi:
• Penguatan pelatihan dan workshop antar-hotel
• Promosi destinasi dan daya saing wisata Jawa Timur
• Kolaborasi lintas sektor dengan pemerintah dan pelaku industri
• Pengembangan program bersama yang berdampak langsung pada anggota
Pengumuman legalitas organisasi menjadi poin penting lainnya. Dengan status hukum resmi, Casa Grande kini memiliki landasan kelembagaan yang lebih kuat untuk melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, sektor swasta, dan lembaga terkait. Legalitas ini disebut membuka peluang kerjasama yang lebih luas, mulai dari penyusunan program pelatihan hingga inisiatif pengembangan pariwisata daerah secara berkelanjutan.
Founder Casa Grande sekaligus GM PrimeBiz Hotel, Yusak Anshori, turut memberikan pandangan mengenai tantangan pariwisata Jawa Timur. Ia menekankan bahwa persoalan utama industri bukan pada kapasitas, tetapi kurangnya koordinasi, sinergi, dan konsistensi program. “Selama ini ego sektoral masih kuat. Harus ada sinergi antara pemerintah dengan swasta, bukan hanya antar-kelompok yang sama,” ujarnya.
Yusak juga menekankan pentingnya keberlanjutan program dan penciptaan atraksi berkelas yang mampu menarik wisatawan. “Kita harus menciptakan pariwisata yang wah, yang mampu menarik tamu dan menjadi ikon,” tegasnya.
Casa Grande menargetkan momentum ini menjadi fondasi untuk memperluas jaringan lintas sektor dan menjalankan program yang memberi manfaat nyata, baik bagi anggota maupun perkembangan pariwisata Jawa Timur. “Kami ingin memastikan energi kolaborasi ini terus berjalan, sehingga pariwisata Jawa Timur semakin kompetitif dan menjadi destinasi pilihan wisatawan,” tutup Mia. (q cox, tama dini)












