PemerintahanPeristiwa

Surabaya Bertransformasi Jadi Kota Desain, Spacive Hadirkan Pameran ‘Fragment’

78
×

Surabaya Bertransformasi Jadi Kota Desain, Spacive Hadirkan Pameran ‘Fragment’

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Spacive 2025 resmi diluncurkan sebagai gerakan yang bertujuan memperkuat ekosistem arsitektur, desain, seni serta industri material dekoratif di Jawa Timur. Gerakan ini hadir sebagai ruang kolaborasi yang mempertemukan akademisi, praktisi, pelaku industri hingga masyarakat umum dalam satu platform interaksi kreatif yang inklusif.

Event perdana Spacive akan digelar pada 5–7 Desember 2025 di Multi Purpose Hall, Ciputra World Surabaya, mengusung tema “FRAGMENT”. Pameran ini diklaim sebagai pameran arsitektural pertama di Indonesia yang disajikan dengan immersive experience, memberikan eksplorasi sensorik melalui visual, tekstur material, cahaya, aroma, hingga atmosfer ruang.

Founder Spacive, Ruth Nathania mengatakan Spacive lahir dari keresahan bahwa akademisi, praktisi dan industri desain selama ini berjalan sendiri-sendiri. “Kami ingin membangun wadah yang mempertemukan semua pihak agar literasi desain tumbuh dan masyarakat bisa merasakan desain sebagai bagian dari kehidupan,” ujarnya.

Selain Ruth, pameran ini juga melibatkan AR Hermawan Desmanto sebagai Kurator Spacive sekaligus perwakilan IAI (Ikatan Arsitek Indonesia). Ia menyampaikan bahwa Spacive dapat menjadi ruang penting untuk memperluas akses masyarakat terhadap desain dan karya arsitektur.

Anggota DPR RI Indah Kurnia, yang diketahui mendukung Spacive sejak fase awal, turut hadir dalam pembukaan dan memberikan apresiasi terhadap lahirnya gerakan ini. “Saya mendukung Spacive sejak awal karena gerakan ini membuka pintu kolaborasi, memberi panggung bagi karya kreatif, dan menjadi aset baru bagi Surabaya. Surabaya tidak hanya kota industri, tetapi harus menjadi kota kreatif dan desain,” ujarnya.

Spacive menghadirkan sekitar 30 tenant yang terdiri dari brand material dekoratif, home living, kontraktor interior, seniman hingga UMKM kreatif. Respon baik datang dari para partisipan, salah satunya dari sektor properti.
Direktur Grand Kenjeran, Rocky Tanudjaja salah satu tenant yang berpartisipasi mengapresiasi kegiatan ini. “Acaranya bagus. Konsepnya benar-benar berbeda. Tenantnya eksklusif dan spesial. Semoga bisa diadakan rutin setiap tahun,” ujarnya.

Komentar tersebut memperkuat harapan agar Spacive dapat menjadi agenda tetap bagi industri kreatif di Jawa Timur.

Meski persiapan hanya berlangsung dalam waktu tiga bulan, penyelenggara optimistis event ini mampu menjadi ruang tumbuh bagi pelaku desain lokal. Tim mengungkapkan konsep Spacive 2.0 telah disiapkan dan akan dirilis pada gelaran berikutnya. “Target kami, Spacive menjadi acara yang ditunggu setiap tahun,” tutur Ruth.

Dengan hadirnya Spacive, Surabaya diharapkan tidak hanya memperkuat identitasnya sebagai kota industri, namun juga muncul sebagai kota desain yang progresif dan kompetitif di tingkat nasional maupun global. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *