BisnisJatim RayaPeristiwa

Pengrajin Rotan Gading Watu Didorong Berinovasi Lewat Pemanfaatan Serat Kelapa

102
×

Pengrajin Rotan Gading Watu Didorong Berinovasi Lewat Pemanfaatan Serat Kelapa

Sebarkan artikel ini

GRESIK (Suarapubliknews) ~ Desa Gading Watu, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, sejak lama dikenal sebagai sentra kerajinan mebel rotan berbasis usaha rumah tangga. Keahlian merangkai rotan diwariskan turun-temurun sejak dekade 1970-an dan menjadi penopang ekonomi warga setempat. Namun, di tengah dinamika pasar global, keberlangsungan industri tradisional ini menghadapi sejumlah tantangan.

Persaingan harga yang ketat, keterbatasan desain, teknik produksi yang belum efisien, hingga ketergantungan pada bahan baku rotan alami yang kian terbatas menjadi persoalan yang dihadapi para pengrajin. Di sisi lain, potensi material alternatif berbasis limbah pertanian seperti sabut kelapa masih belum dimanfaatkan secara optimal.

Merespons kondisi tersebut, tim dosen dari Petra Christian University (PCU) melakukan pendampingan dan pelatihan kepada pengrajin rotan Gading Watu melalui Program Inovasi Seni Nusantara (PISN). Program yang didanai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini bertujuan mendorong inovasi produksi yang lebih berkelanjutan sekaligus meningkatkan daya saing industri kriya lokal.

Salah satu kegiatan utama berupa pelatihan inovasi produksi mebel rotan dengan teknik cetak press dingin berbasis komposit serat kelapa dan resin. Ketua tim pelaksana, Dr. Adi Santosa, menjelaskan bahwa serat kelapa memiliki karakter mekanis yang cukup kuat, ramah lingkungan, dan berpotensi menjadi material penguat dalam produk kriya berbasis rotan.

Pelatihan ini diikuti 20 pengrajin yang sebelumnya juga mendapatkan pembekalan materi dari sejumlah dosen lintas disiplin. Materi yang disampaikan mencakup pengantar desain dan pengujian awal, manajemen produksi dan bisnis, hingga pengenalan karakter material komposit serat kelapa–resin.

Dalam sesi praktik, peserta diajak mencoba langsung proses pembuatan material komposit, mulai dari menyiapkan dan menata serat kelapa dalam cetakan, menuang resin, melakukan proses pengepresan, hingga membongkar cetakan setelah proses pengeringan. Hasil cetakan tersebut kemudian diperkenalkan sebagai elemen baru yang dapat diaplikasikan ke dalam desain mebel, seperti kursi tanpa sandaran (stool).

“Pelatihan ini tidak hanya mengenalkan teknik baru, tetapi juga membuka wawasan pengrajin terhadap cara pengolahan bahan alam yang lebih praktis dan efisien. Inovasi berbasis potensi lokal dinilai penting untuk membantu pengrajin beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang,” katanya.

Melalui pendekatan tersebut, para pengrajin diharapkan mampu mengembangkan produk yang lebih variatif, bernilai tambah, dan berkelanjutan. Inovasi material dinilai dapat menjadi strategi untuk memperkuat posisi industri rotan Gading Watu agar tetap relevan dan kompetitif, baik di pasar nasional maupun regional, tanpa meninggalkan akar tradisi kriya yang telah lama menjadi identitas desa. (q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *