SURABAYA (Suarapubliknews) – Menutup tahun 2025, Kota Surabaya berhasil mencatatkan capaian positif dalam peta perekonomian nasional. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi, Kota Pahlawan tidak hanya sekadar bertahan di tengah ketidakpastian global, namun melesat melalui transformasi ekonomi kerakyatan yang terintegrasi.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang menyentuh angka 5,76 persen melampaui rata-rata Jawa Timur dan nasional, Surabaya sukses memadukan inovasi teknologi dengan semangat gotong royong.
Langkah strategis tahun ini dimulai dengan gebrakan pada Surabaya Great Expo (SGE) 2025. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, SGE ke-14 mengusung tema integrasi produk lokal dengan pelayanan publik. Wali Kota Eri menegaskan bahwa pemerintah harus hadir sebagai fasilitator yang memudahkan langkah para pelaku usaha.
Hasilnya nyata, transaksi selama pameran melampaui angka Rp6 miliar, membuktikan tingginya kepercayaan pasar terhadap produk UMKM Surabaya.
“Surabaya Great Expo ini bukan sekadar pameran, melainkan ajang memperkuat perekonomian daerah. Masyarakat tidak hanya belanja produk kreatif, tapi juga bisa mengurus NIB hingga konsultasi investasi di satu tempat. Ini adalah kunci memperkuat ekonomi lokal lewat layanan terpadu,” ujar Wali Kota Eri, Selasa (23/12/2025)
Puncak transformasi digital terjadi pada Desember 2025 dengan peluncuran aplikasi Si-Boyo. Platform ini merupakan langkah konkret Pemkot Surabaya dalam mendigitalisasi Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP). Melalui aplikasi ini, UMKM memiliki “lapak digital” yang ekosistemnya didukung oleh warga setempat sebagai kurir, menciptakan sirkulasi ekonomi tertutup yang menyejahterakan warga lokal.
Wali Kota Eri menyebut inovasi ini sebagai bentuk nyata dari pengamalan ekonomi yang berkeadilan. Saat ini, aplikasi tersebut tengah diintegrasikan ke 153 kelurahan di seluruh Surabaya.
“Strateginya adalah ekonomi kerakyatan berbasis gotong royong. Ini adalah langkah kita membumikan Ekonomi Pancasila. Meskipun digital, keberpihakan tetap kepada warga kecil, UMKM, dan ibu rumah tangga yang ingin mandiri secara ekonomi,” tegasnya.
Kesuksesan ekonomi Surabaya 2025 juga tidak lepas dari peran aktif kaum perempuan. Melalui Gebyar Wirausaha Perempuan bertajuk “Perempuan Berdaya Surabaya Sejahtera”, Pemkot Surabaya memberikan dukungan penuh mulai dari klinik bisnis hingga sertifikasi halal gratis. Wali Kota Eri meyakini bahwa kolaborasi lintas sektor adalah bahan bakar utama pertumbuhan UMKM.
Hal ini terlihat dari munculnya lebih dari 10 ribu wirausahawan baru sepanjang tahun, yang didominasi oleh penggerak ekonomi domestik.
“Kolaborasi dari semua sektor untuk mendukung UMKM di Surabaya bisa membuka peluang atau pasar yang baru. Dengan begitu perkembangan UMKM di Surabaya bisa semakin signifikan,” ungkapnya.
Untuk menjaga daya beli, Surabaya Shopping Festival (SSF), pada Mei 2025, dan Surabaya Holiday Super Sale (SHSS), pada Desember 2025, yang digelar secara masif dengan melibatkan belasan mal dan ribuan tenant. Diskon hingga 80 persen menjadi magnet wisatawan mancanegara maupun domestik.
Namun, di tengah gempuran konsumsi tersebut, Wali Kota Eri tetap menjaga stabilitas harga melalui High Level Meeting (HLM) bersama Satgas Pangan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), Tim Percepatan dan Perluasan Ekonomi Digital (TP2ED), serta Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
Wali Kota Eri menekankan pentingnya akses keuangan untuk menopang permodalan pedagang agar harga di pasar tetap terkendali. “Fokus utama adalah inflasi dijaga melalui implementasi digitalisasi yang terintegrasi dengan peningkatan akses keuangan daerah. Ketika seluruh elemen bergerak sinergis, pertumbuhan ekonomi akan tercapai dan kemiskinan akan menurun,” jelasnya.
Menutup tahun, data menunjukkan prestasi yang membanggakan, angka kemiskinan turun ke 3,56 persen, kemiskinan ekstrem menyentuh nol jiwa, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 85,6 persen tertinggi di Jawa Timur. Sektor BUMD pun menyumbang dividen fantastis sebesar Rp204,6 miliar ke kas daerah.
Capaian impresif tersebut membuat Wali Kota Eri optimistis menyongsong tahun 2026. Berbekal potensi ekonomi bruto yang menembus Rp700 triliun, ia mematok target pertumbuhan ekonomi di atas angka 6 persen.
“Peningkatan kualitas SDM tetap menjadi kunci. Sebagai kota jasa dan gerbang utama Indonesia Timur, Surabaya memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Pertumbuhan yang optimal bisa dicapai ketika seluruh aspek bergerak bersama,” pungkasnya. (q cox)












