SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Agus Mahfud Fauzi, Sosiolog Politik dari Unesa mengatakan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) diperkirakan masih akan menjadi partai pengusung rujukan bahkan penentu di bursa Pilwali Surabaya 2020, pasalnya kepemimpinan Tri Rismaharini selama dua periode memiliki nilai jual tersendiri.
Namun menurut Agus Mahfud Fauzi, peta politik di internal PDIP untuk Pilwali 2020 nanti akan sangat berbeda dengan Pilwali lalu, karena belum ada tokoh sekuat Tri Rismaharini di internal PDIP, meskipun tak sedikit kader potensial yang dinilai layak maju Pilwali.
“Banyaknya kader potensial di internal PDIP yang dinilai layak maju Pilwali Surabaya, menjadikan pertarungan perebutan tiket untuk maju Pilwali akan berlangsung sengit, bahkan dipastikan suara di tingkatan DPC PDIP, DPD PDIP hingga DPP PDIP akan berbeda dalam mengusung calon di Pilwali nanti,” tutur mantan komisioner KPU Jatim ini. Senin (29/10/2018)
Ditingkatan DPC, kata Agus Mahfud Fauzi, barisan PDIP sangat kuat, dan mereka merasa kader di tingkat bawah lah yang membesarkan partai, sehingga mereka harus memiliki nama calon yang dipilih maju Pilwali Surabaya yakni Wisnu Sakti Buana Ketua DPC PDIP Surabaya.
“Namun nama itu bisa saja berbeda dengan hasil penilaian DPD dan DPP PDIP, belum lagi ditambah tokoh-tokoh senior PDIP yang ternyata juga memunculkan calon lain, itu menunjukan jika pertarungan calon walikota di internal PDIP sendiri sangat sengit,” tandas dosen sosiologi politik Unesa ini.
Oleh karenanya, Ketua Pusat Studi Perubahan Sosial dan Media Baru UNESA ini memperkirakan jika suara PDIP di daerah hingga pusat dalam proses penjaringan nama Bacawali tidak akan sejalan.
“Bahkan terjadi sejumlah perpecahan dalam mengusung calon yang dinilai layak maju Pilwali surabaya, dan kemungkinan besar partai bergambar kepala banteng dengan moncong putih itu akan terus memunculkan calon, dan itu bisa menjadi bagian dari langkah politik untuk membesarkan partai, sekaligus untuk mencari mana nama yang benar-benar diinginkan warga Surabaya, walaupun keputusan akhir ada di Ketua Umum,” tandasnya.
Agus Mahfud Fauzi menambahkan, bahwa kesan perpecahan di internal PDIP mulai tampak dari munculnya beberapa nama yang disebut oleh kader PDIP. Diantaranya Sekertaris DPC PDIP Syaifudin Zuhri yang memastikan jika DPC PDIP bakal mengusung Wisnu Sakti Buana.
Namun Saleh Ismail Mukadar Politisi senior PDIP yang konon satu gerbong dengan Ketua Bapilu DPP PDIP Bambang DH, justru menyatakan jika Siti Nasyi’ah (Ita Bonita) layak maju ke kontestasi Pilwali Surabaya 2020.
Kemudian dari DPP PDIP Jatim mencuat nama Puti Guntur Soekarno yang dipersiapkan untuk maju Pilwali surabaya. Inipun masih ditambah lagi di internal DPD PDIP yang ternyata juga mencuatkan nama dari birokrat Surabaya yakni Eri cahyadi. (q cox)