Pemerintahan

Kawal Penyehatan BUMD, Wawalikota Surabaya: Bersama Bappeko, Siapkan Program untuk PD RPH

63
×

Kawal Penyehatan BUMD, Wawalikota Surabaya: Bersama Bappeko, Siapkan Program untuk PD RPH

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Whisnu Sakti Buana Wakil Wali Kota Surabayamerasa berkewajiban untuk ambil bagian memikirkan kelangsungan BUMD dibawah naungan lembaga eksekutifnya, yang salahsatunya adalah Rumah Potong Hewan (PD RPH).

Pasalnya, selama ini PD RPH masih fokus memberikan layananan pemotongan hewan, terutama hewan jenis sapi, namun laba yang dikumpulkan setahun hanya berkisar Rp.23 Juta, sehingga setoran deviden sulit dijalankan.

Oleh karenanya, Whisnu Sakti Buana memandang perlu untuk menyiapkan terobosan baru, yang saat ini sedang digodog bersama Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.

Meskipun PD RPH, kata WS-sapaan akrab Whisnu Sakti Buana, telah membuat inovasi layanan berupa Rumah Daging dengan menyediakan daging untuk stick, pentol, daging burger dan lainnya. Karena faktanya upaya tersebut belum banyak membantu keuangan.

“Sudah kami pikirkan cara untuk membantu menyehatkan PD RPH. Salah satunya, pemkot akan menggandeng semua hotel, restoran dan kafe di Surabaya. Kami data berapa kebutuhan daging dalam seharinya. Nah, kebutuhan daging ini akan dipasok PD RPH,” kata Whisnu. Selasa (18/12/2018).

WS berharap, dengan solusi tersebut PD RPH akan memotong sapi dalam jumlah besar guna mencukupi kebutuhan hotel, restoran serta kafe di wilayah kota. Ini berimbas positif pada pertambahan nilai retribusi pemotongan. Bukan itu saja, PD RPH ke depan diharapkan mampu melakukan diversifikasi usaha bidang perternakan.

“Untuk lahan perternakan, PD RPH bisa memanfaatkan lahan asset pemerintah kota yang ada di luar kota. Harapannya, PD RPH bisa melayani penyediaan benih sapi berkualitas serta menjawab kebutuhan sapi pedaging,” papar Whisnu.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini meyakini jika berbagai inovasi dan rencana layanan yang akan disiapkan tidak akan berimbas kepada praktik monopoli, utamanya un tuk pasokan daging ke hotel, restoran dan kafe se Surabaya.

“Tidak monopoli. Ini bagian upaya menyehatkan BUMD, khususnya PD RPH. Terus, dengan daging dari BUMD, pengusaha hotel, restoran, serta kafe bisa mendapatkan harga lebih murah. System pembayaran juga bisa disepakati, bisa tempo,” tandas Whisnu.

Sebelumnya, Teguh Prihandoko selaku Direktur PD RPH menyebut jika terobosan yang dilakukan bertujuan meningkatkan kepercayaan masyarakat soal jasa potong hewan, karena bisa memastikan kondisi daging yang diproduksi, yang salahsatunya adalah kepastian bebas dari penyakit karena terlebih dulu diperiksa langsung oleh dokter.

“Untuk memastikan pengendalian daging. Diharapkan ternak-ternak harus dipotong di RPH, karena ada dokternya. Ternak sebelum dipotong harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter hewan, kemudian disembelih juru sembelih halal di RPH, setelah dipotong dagingnya harus diperiksa, hatinya mengandung cacing atau tidak,” kata Teguh.

Rumah Potong Hewan kini mulai dibenahi oleh Teguh, dengan membuka rumah daging. Dengan membuat rumah produksi yang menyajikan daging kemasan, sudah dipotong, dikemas dan siap diperjualkan.

“Akhirnya saya membuat rumah produksi kemasan, Midshop saya benahi untuk menjadi rumah daging. Jadi saya juga punya stok tiga ton, kalau ada yang buat gegeran, ini saya drop daging dingin,” ujarnya.

Hal ini merupakan edukasi yang dibuat Teguh mulai Januari 2017 lalu untuk masyarakat, dan sedang mempopulerkan daging ASUH dengan matarantai dingin. Selain itu, Direktur PD RPH ini juga sedang meletakkan pondasi, untuk masyarakat yang belum terbiasa memakan daging beku. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *