YOGYAKARTA (Suarapubliknews) – Pendidikan pada Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Kadinas Pendidikan Bantul, Drs.Isdarmoko,M.Pd.M.Mpar mengatakan meraih sukses besar dimulai dari mimpi besar untuk meraih sukses yang gemilang. “Salah satunya adalah model pengembangan konsep outdoor learning kunjungan museum, gunung, pantai, taman dan sebagainya,” katanya saat penyuluhan Inovasi Dalam Pembelajaran Menuju Kecakapan Abad 21.
Salah satunya adalah kunjungan ke Museum History Of Java, Museum modern yang berkonsep digital I.T yang bercerita tentang kehidupan yang dimulai 2.5 Juta tahun yang lalu, dengan tata letak ligthing, interior dekorasi, suasana yang menyenangkan ditambah dengan film sejarah layar lebar yang menarik sehingga membuat para anak didik lebih mudah memahami.
“Suatu terobosan yang luar biasa dan sangat layak untuk di apresiasi oleh para pendidik dan seluruh siswa siswi untuk pembelajaran materi outdoor learning yang cukup menarik. Ini merupakan Museum pertama di Jogja yang dapat mendigitalisasi sejarah,” papar Isdarmoko.
Dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah untuk SMA/MA Kab.Bantul th 2019/2020 yang mengevaluasi program sebelumnya, penyusunan program 2019/2020, pembinaan dari Kepala Balai diikuti para Kepala Sekolah dan perwakilan nya.
Kepala Balai Dikmen Kab.Bantul, Drs Suhirman,M.Pd, mengingatkan sekaligus memprioritaskan Museum History Of Java sebagai Museum yang Wajib Dikunjungi oleh semua sekolah se Kabupaten Bantul.
“Museum ini memiliki konsep alur cerita story line yang menarik, mewah displaynya, artefak tertata rapi dan indah, sehingga rekan – rekan dapat melihat, merasakan dan mendengar, semua panca indera kita terfokus dengan digital Augmented Reality nya,” terangnya.
Ketua MKKS SMA Se Bantul Drs Kabul Mulyana ,M.Pd menambahkan betapa pentingnya sebuah museum sebagai pebelajaran awal nilai nilai budaya yang paling dasar, museum sebagai suatu peradaban citra suatu bangsa yang adiluhung.
“Sangat tepat membawa semua anak didik kita ke Museum Hoj ini. Sangat disayangkan Bantul punya Ikon yang luar biasa ini jika tidak sempat dikunjungi,” tambahnya.
Manajer Pengembangan dan Penelitian dari Holding Dtopeng Kingdom Grup Yulianto dalam kesempatan Raker MKKS tersebut menyampaikan tentang adanya Festival Dakon yang dihelat mulai tanggal 16 November- 24 November 2019 di Little Malioboro.
“Festival Dakon untuk segala usia, baik perorangan, grup maupun keluarga dengan memperebutkan Piala Bupati. Bagi pengunjung yang membeli tiket Museum saat itu dapat mengisi Formulir Pendaftaran keikutsertaan,” terangnya.
Ditambahkan Koordinator Operasional Museum Hoj Agung D.J, pada hakekatnya Dakon merupakan permainan jaman dulu kala yang sangat kental filosofinya serta perlu dilestarikan sehingga anak jaman millenial ini tidak melupakan Permainan Tradisional Dakon begitu saja tergerus jaman gadget modern. (q cox, Tama Dinie)