YOGYAKARTA (Suarapubliknews) – Sesuk ning tlatah Temon kene bakal ono wong dodolan cam cau ning awang-awang. Tlatah Temon kene bakal dadi susuhe kinjeng wesi Tlatah saka lor Gunung Lanang lan Kidul Gunung Jeruk bakal dadi kutho, Glgah bakal dadi mercusuaring bawono.
Sabda ini merupakan ramalan dari para leluhur nusantara terkait pembangunan Bandara Internasional di Kulonprogo Yogyakarta. Yang diartikan dalam bahasa Indonesia kelak di Temon akan muncul penjual camcau (cincau) yang berjualan di angkasa. Kelak, Temon akan menjadi sarang capung besi atau pesawat. Tempat antara utara Gunung Lanang dan selatan Gunung Jeruk akan menjadi kota. Glagah bakal menjadi mercusuar dunia.
Project manager Yogyakarta International Airport, Taochid Purnomo Hadi mengungkapkan, Yogyakarta International Airport dprediksi dapat mengangkut kargo dengan kapasitas 500 ton per hari, maka kedepannya hal ini bisa membantu distribusi hasil perikanan dari Tulungangung, Trenggalek, dan Pacitan dari bandara tersebut.
Selain itu wilayah Kulon Progo menjadi daerah di Yogyakarta yang taraf pengangguran nya menurun dari sebelumnya 3,4% turun jadi 1,2%, hal ini karena adanya Bandara YIA.
“YIA akan membuat ekonomi daerah di seluruh wilayah DIY bahkan Jateng akan meningkat, karena menjadi pusat destinasi wisata nasional,” terannya.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Difi A Johansyah menambahkan keberadaan YIA) di Kulon Progo, akan memacu lebih tinggi lagi pertumbuhan ekonomi secara nasional selain untuk daerah sekitaranya.
“YIA salah satu strategi untuk meningkatkan sektor pariwisata baik di Yogyakarta maupun di Jawa Tengah, selain itu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah dan DIY. Kulon Progo berkembang pesat ekonomi dengan adanya YIA maka akan menarik daerah lain seperti Jateng dan Jatim. Kebetulan secara geografis Kulon Progo bergaris lurus dengan Pacitan dari sisi selatan Jatim,” tandas Difi. (q cox, Tama Dinie)