Setelah mendapatkan rawat jalan selama sekitar 8 bulan dan sempat dirawat di RSUD Dr Soewandhi Surabaya, Wahyu Nugroho wartawan Radio Mercuri Surabaya akhirnya menghembuskan nafas terakhir pukul 01.45 wib (24/3/15). Jenazah disucikan di rumah duka di Jl Ngagel Baru I no 45, dan kemudian disemayamkan di pemakaman umum Ngagel Surabaya.
SURABAYA (SPNews) – Melalui media social (FB dan BBM), kabar mengagetkan sempat di rilis oleh wartawan soal telah meninggalnya Wahyu Nugroho yang merupakan salah satu wartawan senior dan masih berstatus aktif sebagai reporter Radio Mercuri Surabaya, setelah mendapatkan perawatan di RSUD Dr Soewandhi Surabaya.
Diusianya ke 41 tahun, Wahyu Nugroho kembali kehadirat Ilahi meninggalkan seorang istri dan tiga orang putri, yang dua masih berusia sekolah, dan yang terakhir masih sekitar usia lima tahun.
Beberapa tokoh Kota Surabaya juga tampak hadir berta’ziah ke rumah jl Ngagel Baru I no 45 Surabaya seperti Arif Affandi mantan Wawalikota Surabaya, Armuji ketua DPRD Surabaya, M Mahmud mantan ketua DPRD Surabaya yang kini masih aktif sebagai anggota, Aden Dharmawan wakil ketua DPRD Surabaya.
Namun saat jenazah akan diberangkatkan, ternyata Tri Rismaharini Walikota Surabaya berserta romobongan juga menyempatkan diri untuk hadir sekaligus turut melepaskan jenazah ke tempat pemakaman.
“Wahyu itu kawan baik saya sekaligus mitra saya, untuk itu saya meminta kepada semuanya saja untuk memaafkan dia jika pernah melakukan kesalahan, serta turut mendoakan agar arawahnya diterima di sisiNya,” ucap Tri Rismaharini, yang ternyata juga turut menghantarkan jenazah sampai ke tempat pemakaman yang jaraknya hanya beberapa meter dari kediaman.
Sementara Lasiono mantan ketua pokja waratawan DPRD Surabaya menegaskan bahwa kepribadian almarhum memang dikenal sangat baik dalam bergaul, ramah dan sopan terhadap siapapun, baik kepada wartawan yang baru apalagi kepada para seniornya.
“dia itu humoris, karakternya pandai bergaul, ramah dengan siapapun dan sopan dalam bertutur kata serta jujur saat mendapatkan tanggung jawab dan tugas dalam pokja,” tegasnya.
Pernyataan Lasiono ini memang sangat berdasar dan terbukti karena jumlah pe-ta’ziah yang datang utamanya para wartawan jumlahnya sangat banyak, bahkan ada beberapa yang datang dari luar kota.
Menurut beberapa sumber, Wahyu Nugroho memang sempat menderita kanker hati akut, sehingga dalam waktu yang singkat berat badannya turun drastic, padahal sebelumnya merupakan sosok yang berperawakan tinggi besar dengan warna kulit yang khas.
Dua minggu sebelum meninggal, Wahyu sempat mengalami anfal beberapa kali dirumah, sehingga seluruh kawan-kawan wartawan mendorong keluarga untuk segera dirujuk ke rumah sakit yakni RSUD Dr Soewandhi Surabaya. Saat dirumah sakit, kondisi Wahyu sempat membaik namun beberapa hari kemudian kembali drop dan kondisi perutnya masih membesar, sehingga sempat masuk ruang ICU. (q cox)