SURABAYA (Suarapubliknews) – Semakin mendekati pelaksanaan Pilkada Surabaya 2020, tak sedikit bakal calon yang muncul, baik itu secara perorangan maupun pasangan, dan dari partai maupun independen.
Menanggapi fenomena ini, Whisnu Sakti Buana Wakil Wali Kota Surabaya yang saat ini telah terdaftar sebagai Bakal Calon Wali Kota Surabaya di PDIP mengatakan, jika hal ini menunjukkan jika sistem demokrasi di Surabaya telah berjalan dengan baik.
“Artinya setiap warga Surabaya telah merasa mempunyai kesempatan yang sama. Jadi demokrasi yang telah terbangun di Surabaya sudah berjalan bagus,” ucapnya kepada media ini. Senin (23/09/2019)
Namun WS-sapaan akrab Whisnu Sakti Buana juga mengingatkan agar munculnya sederet nama di kontestasi Pilkada Surabaya tidak dijadikan ajang main-main, tetapi memaknai proses tersebut sebagai wujud pendewasaan dalam berpolitik.
“Semoga tidak hanya sebagai guyonan saja, hanya sekedar muncul alias pansos. Karena ini proses politik, harusnya dimaknai sebagai proses demokrasi yang baik. Salah satu contoh yang positip adalah masing-masing partai politik memunculkan kadernya,” tandasnya.
WS berpandangan, jika hanya sekedar muncul tanpa mempertimbangkan posisi dan latar belakangnya, maka bisa blunder.
“Akan jadi blunder, jika semua muncul tanpa berfikir sebagai apa. Apakah partai atau independen. Apalagi syarat untuk calon independen di Surabaya memang sangat berat. Oleh karenanya menurut saya lebih positip kalau munculnya dari partai,” pungkasnya. (q cox)