SIDOARJO (Suarapubliknews) – Sekolah Luar Biasa (SLB) AC DHARMA WANITA Sidoarjo memiliki banyak peserta didik yang berprestasi dibeberapa kali lomba tingkat provinsi maupun dalam kreatifitas kesenian yang di ajarkan di sekolah.
Dengan demikian asumsi bahwa penyandang disabilitas tak mampu berprestasi tentu terbantahkan dengan hasil capaian peserta didiknya dibeberapa Iven perlombaan selama ini.
Kepala Sekolah SLB AC Dharma Wanita Sidoarjo Suparti mengatakan, selain sering memenangkan Kejuaraan Downsindrom se Jatim yang digelar oleh Universitas Negeri Surabaya (UNESA) selama ini siswa siswi SLB AC Sharma Wanita Sidoarjo juga mahir dalam kerajinan tangan mulai dari melukis, pembuatan bahan kerajinan tangan dan pemanfaatan sampah daur ulang.
“Semoga hal ini menjadi motivasi bagi anak penyandang distabilitas lain untuk menyalurkan minat dan bakatnya masing-masing,” ungkap Suparti kepada Suarapubliknews ketika ditemui diruang kerjanya, Rabu (18/12/2020).
Demi kesejahteraan para murid didiknya, Suparti berharap kepada pemerintah bisa memberikan fasilitas, sarana dan prasarana agar mereka lebih mudah melakukan aktivitas- aktivitas yang bisa mendukung program pemerintah dalam kesejahteraan masyarakat khususnya bagi para penyandang distabilitas, diantaranya memberikan wadah yang lebih bagi para lulusan disabilitas maupun daunsindrom.
“Dengan bukti para anak anak downsindrom menjuarai beberapa lomba tingkat provinsi diharapkan menjadi perhatian lebih dan menjadi kepedulian masyarakat dan pemerintah,” ucapnya.
Suparti menambahkan, pihaknya juga mulai membangun jejaring yang bisa meningkatkan kesejahteraan, diantaranya seperti memberikan wadah yang lebih bagi para lulusan disabilitas maupun daunsindrom.
“Karena hal ini juga menjadi program Pemerintah juga dan kami berharap kepada pemerintah terkait,” harap Suparti.
Sekedar diketahui, bahwa sejak tahun 1992 setiap tanggal 3 Desember diperingatan sebâgai Hari Penyandang Disabilitas Internasional.
Tahun ini, Hari Penyandang Disabilitas Internasional (IDPD) berfokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas untuk pembangunan yang inklusif adil, dan berkelanjutan. Hal ini diantisipasi dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan yang Berkelanjutan. (q cox, drie)