SURABAYA (Suarapubliknews) – Politisi perempuan asal Fraksi PKS Reni Astuti yang saat ini menduduki jabatan Wakil ketua DPRD Surabaya, menjadi salah satu nama yang dimunculkan PKS untuk Bacakada Surabaya bersama empat nama lainnya.
Dengan modal 5 kursi di legislatif, PKS hanya butuh koalisi 5 kursi lagi untuk bisa mengusung calon di perhelatan Pilwali Surabaya. Bahkan beberapa pengamat memperkirakan jika PKS bakal berkoalisi dengan Golkar dan Nasdem untuk memunculkan poros baru. Benarkah?
Menanggapi hal ini, Reni yang memiliki pengalaman tiga periode sebagai wakil rakyat di DPRD Surabaya, mengatakan jika saat ini dirinya hanya berkonsentrasi melakukan sosialisasi ke masyarakat.
“Langkah ini saya anggap sangat penting karena sekaligus bisa menakar diri. Sejauh mana respon masyarakat terkait pencalonan saya,” ucap Reni kepada media ini. Jumat (17/01/2020)
Terkait koalisi, Reni menerangkan jika selama ini dirinya diperbolehkan oleh partainya (DPW) untuk membangun komunikasi politik, baik kepada Bacakada maupun partai lain. Meski keputusan soal rekom dan koalisi menjadi wewenang penuh DPP.
“Kalau secara pribadi, saya sudah berkomunikasi dengan empat partai dan empat Bacakada termasuk dari PDIP. Namun itu semua hanya sebatas ngobrol karena kedekatan sebagai teman sesama politisi,” jawab Reni.
Disinggung soal program utama yang bakal diusung sebagai Bacawali, Reni terkesan enggan membeberkan dengan alasan harus disampaikan dengan data.
“Kalau soal itu, nanti saja saya akan beberkan, karena harus dengan data. Tidak bisa asal bicara, karena ini menyangkut kredibilitas dan elektabilitas yang arahnya ke masa depan Kota Surabaya pasca Bu Risma,” tutup alumnus ITS Surabaya ini. (q cox)