SIDOARJO (Suarapubliknews) – Keberadaan sentra industri tas di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo terus eksis di tengah persaingan era teknologi digital yang begitu keras menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan saat berdialog dengan ketua koperasi tas kulit yang menaungi sekitar 3.000 an perajin setidaknya ada tiga hal yang siap dilakukan Pemprov Jawa Timur dalam mendorong kemajuan sentra industri tas Tanggulangin.
“Saya menangkap bahwa para pelaku industri tas di Tanggulangin ini sebenarnya ada keinginan maju. Mereka ingin bisa terus bersaing dan mendorong agar produk tas mereka tetap diminati pasar,” katanya.
Salah satu kendala yang amat dirasakan sebagaimana disampaikan Ketua Koperasi Intako Mahbub Junaidi pada Gubernur Khofifah adalah adanya penurunan pembeli. Pasalnya, era digital yang membuat masyarakat bergeser trennya ke belanja online membuat pembeli tas di Intako Tanggulangin menurun hingga 50 persen.
Untuk itu yang pertama akan dilakukan Pemprov Jatim adalah mempertemukan perajin kulit dengan pengrajin tas. Rencananya Khofifah akan mempertemukan perajin kulit Magetan dengan perajin tas di Tanggulangin Sidoarjo..
“Yang mereka minta sedehana kok, mereka ingin ada pertemuan antara perajin kulit dan perajin tas. Ini belum pernah dilakukan. Maka kita akan pertemukan, rencanya dua kali, pertama nanti di Magetan, dan kedua di Tanggulangin. Supaya perajin tahu sebenarnya kulit seperti apa yang dibutuhkan oleh perajin tas di Tanggulangin, mulai teksturnya, jenisnya warna dan sebagainya. Begitu juga sebaliknya,” terang Khofifah.
Intervensi kedua yang siap diberikan Pemprov Jatim pada para pelaku industri tas Tanggulangin adalah program sertifikasi tenaga kerja. Program ini akan konek dengan program cipta lapangan kerja Presiden Jokowi. Rencananya, di sentra industri tas Tanggulangin ini akan disediakan kurikulum dan seritifkasi pada siswa SMK yang magang selama enam bulan hingga satu tahun.
“Di Koperasi Intako ini, sebenanya sudah ada anak-anak SMK yang magang, sebulan biasanya ada 20 an anak. Nah, ini kan berkaitan dengan kebutuhan cipta lapangan kerja maka sasarannya adalah yang belum kerja. Jadi saya minta tim Intako membuat proposal agar kita bisa tahu kemampuan Intako seberapa besar dalam memberikan ruang magang,” lanjutnya..
Menurutnya periode magang siswa SMK di koperasi Intako ini antara 6 hingga 12 bulan. Dengan harapan jika mereka sudah selesai magang dan lulus sekolah, ketika ingin membuka lapak sendiri, keterampilan yang dibutuhkan sudah mencukupi.
Oleh sebab itu, di Koperasi Intako tersebut akan disiapkan penyediaan sertifikasi. Khofifah mengaku pihaknya langsung mendiskusikan dengan Kadisperindag yang ikut rombongan kunjungan tersebut dengan Disnaker untuk penyediaan seritifikat tersebut.
“Mereka ingin dibuat keren namanya seperti misalnya Akademi Tanggulangin, tidak masalah. Nah saya ingin anak-anak yang magang bisa dapat sertifikat dengan kurikulum yang terukur. . Maka saya minta diidentifikasi cocoknya di sini sertifikatnya apa, kalau sudah begitu maka menyusun kurikulumnya bisa terang, karena tidak mungkin memberi sertifikat kalau tidak ada kurikulumnya,” tegas Khofifah.
Terakhir, langkah yang sedang disiapkan Khofifah untuk sentra industri tas Tanggulangin adalah menyediakan mentor dan tenaga ahli digital IT untuk membimbing perajin dan penjual tas agar bisa terus eksis dan bersaing di era teknologi digital.
Langkah ini diberikan atas permintaan perajin, yang selama ini mengeluhkan penurunan pembeli hingga 50 persen lantaran pembelinya beralih ke belanja online, bisa teratasi. Sebelumnya, Koperasi Intako sudah pernah melakukan teknik menjual produk secara online. Namun, saat upaya itu dilakukan, yang terjadi justru perajin kewalahan lantaran tidak cukup tenaga kerja saat permintaan meningkat dalam jumlah besar.
“Untuk masuk ke bisnis digital, sekarang ini mereka butuh mentor untuk bisa membimbing bagaimana produk mereka masuk ke pasar online. Dengan harapan mentor tersebut bisa memandu penjualan secara online dan secara kontinyu,” tegas mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini.
Rencananya pengembangan bisnis digital di sentra industri tas Tanggulangin ini akan dikonekkan dengan program Millenial Job Center. Khususnya agar di Tanggulangin terbentuk ekosistem usaha dan managemen bisnis digital yang baik. Misalnya mereka tak lagi memproduksi banyak jenis atau model tas, namun siap saat mendapatkan pesanan dalam jumlah besar.
“Kita harap tiga program kita tersebut bisa terus menjaga eksistensi dan meningkatkan daya saing sentra industri tas Jawa Timur sehingga tak kalah di era yang semuanya sudah serba online ini,” pungkas Khofifah.
Sementara itu, Ketua Koperasi Intako Mahbub Junaidi mengaku bersyukur Gubernur Khofifah berkenan mampir ke koperasi Intako meski tanpa konfirmasi lebih dahulu. Ia memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan keluhan dan juga tantangan industri tas Tanggulangin ke depan.
“Untuk pembeli, kami memang merasakan ada penurunan yang cukup signifikan. Bahkan sekitar 50 persen. Maka kami sebenarnya berniat untuk menyiapkan pelatihan digital, promosi lewat media sosial, namun kendalanya adalah kempuan yang terbatas. Oleh karenanya kami berharap dan bersyukur jika ibu gubernur bisa segera memberikan bantuan untuk bisa memajukan usaha tas Tanggulangin ini,” katanya. (q cox, Tama Dinie)