JOMBANG (Suarapubliknews) – Memasuki era digital ekonomi maka produk-produk One Pesantren One Product (OPOP) harus bisa ikut bersaing. Untuk itu diperlukan pemikiran dan tindakan yang inovatif dan progresif.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin saat kunjungan kerja Rapat Kerja Nasional Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Gelar Karya Santri Nusantara mengatakan saat ini telah berlangsung financial technology yang dimungkinkan ada kekhawatiran ketidakmampuan untuk menghadapi persaingan.
“Hari ini, mari kita berniat melakukan lompatan ekonomi berbasis pesantren, Insyaallah dengan terus meningkatkan kemampuan, inovasi dan progresifitas maka kita bisa menembus pasar baik online maupun offline secara terukur dan berjejaring luas. Pada kegiatan ini kami telah mendisplay produk-produk karya pesantren yang merupakan hasil dari program OPOP,” katanya.
Untuk itu, semua masyarakat khususnya para santri mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tantangan saat ini, utamanya dalam hal digital ekonomi. Apalagi, dalam hal perdagangan saat ini hampir semuanya dilakukan secara digital.
“Dalam menghadapi era sekarang ini, kita perlu beradaptasi dengan berbagai macam percepatan teknologi digital terutama di bidang ekonomi. Kita perlu melompat untuk bisa mengeksplor pikiran-pikiran out of the box para santri, khususnya IPPNU,” tandas mantan Menteri Sosial ini.
Sementara itu, kepada semua peserta Rakernas IPPNU, Khofifah berharap mereka bisa menjadi penggerak bangkitnya Nahdlatut Tujjar atau bangkitnya para pedagang. Dengan demikian, kedepan mereka juga akan mampu menjadi penggerak ekonomi bangsa Indonesia.
Khofifah berharap para santri bisa memberi kontribusi untuk tumbuh dan berkembangnya nahdlatut tujjar. Salah satu caranya dapat dilakukan dengan berkreasi dan menghasilkan karya atau produk melalui OPOP (One Pesantren One Produk) dan media jejaring lainnya yang efektif.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, melalui Rakernas IPPNU yang bertema Santri Goes Beyond Digital Society, pihaknya meminta para generasi muda IPPNU dan para santri untuk memilki tingkat kewaspadaan dan kehati-hatian yang tinggi.
Hal ini penting dilakukan, mengingat kompetisi di era saat ini juga sangat ketat. Ditambah era post truth dan disrupsi. Sehingga digitalisasi kehidupan bisa seperti dua ujung mata pisau, positif dan negatif. Maka ambil positifnya.
“Saat ini adalah eranya post truth dan disrupsi. Maka bagi siapapun beyond digital society ini harus memiliki kewaspadaan dan kehati-hatian yang luar biasa, ambil positifnya buang negatifnya,” pungkas Khofifah.
Pada kunjungan kerja kali ini Wapres Ma’ruf Amin juga didampingi Ibu Wury Ma’ruf Amin, Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, dan Wakil Menteri Agama Zainut Tauchid beserta istri. (q cox, tama Dinie)