SIDOARJO (Suarapubliknews) – Persoalan over kapasitas penghuni di Lembaga Pemasyarakatan sepertinya belum menemukan solusi. Ironinya, hal itu bisa menyebabkan beberapa persoalan dalam aktifitas kehidupan para penghuni atau yang disebut Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Over kapasitas penghuni di Lapas Sidoarjo seperti belum menemukan solusi tepat. Tidak adanya lahan untuk pembangunan lapas baru menjadi masalah utama bagi Kemenkumham. Hal ini menjadi perhatian khusus petugas Lapas Sidoarjo.
Kasie Binadik Lapas kelas IIA Sidoarjo Mufakhom mengatakan, hingga kini Lapas Kelas llA Sidoarjo, Jawa Timur terus berupaya mencari cara mengurangi over kapasitas penghuni dari kapasitas normal kamar yang semestinya. Kapasitas penghuni kamar di LP kelas dua A Sidoarjo normal nya 374 orang, namun kini dihuni sebanyak 1280 orang kenaikan ini hampir 400% dari kapasitas normal.
“Beberapa program untuk mengurangi jumlah WBP sudah kita lakukan namun setiap minggu ada tambahan lagi dari Kejaksaan, jadi ya jumlahnya tetap aja tidak berkurang,” ungkap Kasie Binadik Lapas kelas IIA Sidoarjo Mufakhom kepada Suarapubliknews.net Kamis (27/02/2020).
Mufhakom mengatakan, over kapasitas lapas ini menjadi perhatian bagi petugas lapas, beberapa persoalan seperti penyakit kulit dan gangguan psikologis juga rentan terjadi hingga gesekan emosianal diantara rekan sekamar juga terkadang terjadi namun petugas yang selalu mengawasi membuat hal itu sangat jarang terjadi di LP Delta Sidoarjo.
“Beberapa program untuk mengurangi diantaranya seperti pemindahan WBP ke Lapas lain yang over kapasitasnya masih dibawah seratus persen dan melalui percepatan pembebasan bersyarat,” kata Mufakhom
Dampak dari over kapasitas ini seperti Gesekan emosional perkelahian sangat rentan terjadi hal itu di karenakan dalam satu kamar dihuni oleh 70 orang dan dijaga oleh satu penjaga namun hal ini tetap dimaksimalkan untuk selalu waspada akan kejadian yang tidak diinginkan.
Dampak over kapasitas ini juga berimbas dari segi kesehatan, ditakutkan penyebaran penyakit kulit yang sangat mudah terjadi karena banyaknya penghuni rutan yang kurang menjaga kebersihan.
“Iya seperti penyakit kulit yang bersentuhan saja sudah menular ke yang lain juga ada. Dan kita juga sudah menghimbau untuk menjaga kebersihan demi kesehatan mereka sendiri,” tukasnya. (q cox, drie)