SURABAYA (Suarapubliknews) – Erwin Sibarani SH, MH, yang berprofesi sebagai pengacara mengaku tetap akan merawat pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di rumah tinggalnya meski di tengah krisis ekonomi dampak pandemi covid-19.
Rumah yang beralamat di jalan Kutisari Indah Barat V/28 Surabaya, adalah tempat tinggal Erwin Sibarani bersama keluarga yang saat ini menjadi lokasi penampungan 12 orang penyandang masalah kejiwaan yang sebelumnya mereka hidup di jalanan.
“Mereka hidup normal bersama anak dan istri saya layaknya keluarga. Bahkan saya sudah menganggap mereka sebagai bagian dari darah daging saya sampai kapanpun,” ucap Erwin kepada media ini. Kamis (23/04/2020)
Betapa tidak, belasan ODGJ yang saat ini tinggal bersama keluarganya diberikan fasilitas yang layak dan mendapatkan pengawasan medis dari dokter yang secara rutin melakukan kunjungan.
“Prinsipnya kami sekeluarga memanusiakan manusia, karena penyandang masalah kejiwaan ini juga manusia. Dengan begitu, kini mereka justru lebih nyaman dan sekaligus merasa aman tinggal bersama kami. Terbukti, tak satupun dari mereka yang ingin dipulangkan,” tandasnya.
Disinggung soal dana pembiayaan untuk belasan OGDJ di tempatnya, Erwin mengatakan jika selama ini dibiayai oleh Gereja Jemaat Kristen Indonesia Bukit Zion Surabaya dan sebagian dari hasil kerjanya sebagai pengacara, sejak tahun 2016. Namun juga ada beberapa dermawan yang menyumbang ke tempatnya yang saat ini telah berlabel ‘Rumah GADARA’.
“Bantuan setiap bulan dari Gereja Bukit Zion dan beberapa dari klien saya sebagai pengacara. Namun setelah lokasi penampungan saya berbadan hukum, mulai banyak dermawan yang membantu dan rata-rata anonim (tak menyebutkan nama dan asal bantuannya),” tutur Ayah dua anak ini.
Dianggap tak normal, Erwin nyaris digugat cerai istri tercintanya
Ketulusan hati sosok Erwin dalam merawat pasien OGDJ bukan tidak mendapatkan tantangan, karena sebelumnya sempat mendapatkan cobaan berat dari keluarga yakni ancaman gugatan cerai dari istri tercinta yang telah memberikan dua anak manis kepadanya.
“Itu adalah perjuangan yang sangat berat bagi saya, karena saya sempat mendapatkan tekanan yang berat dari lingkungan bahkan ancaman gugatan cerai dari istri, karena dianggap tidak normal,” terangnya.
Namun kesemuanya bisa dilalui dengan kesabaran dan kekehnya niat baik yang telah menjadi prinsip dalam hidupnya. Bahkan kini istri yang berprofesi sebegai dosen justru berbalik memberikan support kepadanya.
“Bahkan kini semua OGDJ itu mulai dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar karena sering terlibat dalam kegiatan baksos membersihkan lingkungan,” tuturnya.
Tiga OGDJ sembuh, satu diantaranya telah berprofesi sebagai pengacara
Disamping pengalaman pahitnya, ternyata Erwan juga mengaku mendapatkan kebahagian batin selama menjadi penampung sekaligus perawat OGDJ sejak tahun 2015, karena tiga diantaranya telah sembuh dan kembali ke keluarganya dengan hidup normal.
“Satu dari tiga pasien yang sembuh itu sekarang telah menjadi pengacara dan kini bisa membantu kerja saya. Yang dua telah hidup normal dengan keluarganya,” terang Erwin.
Belum ada sentuhan dari Pemerintah
Erwin mengatakan jika selama ini belum ada intervensi apapun dari pemerintah, baik itu Kota, Provinsi maupun pusat. Namun menurutnya, hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk tetap berbuat kebajikan kepada pasien OGDJ di rumahnya.
“Sampai saat ini lokasi panumpungan saya dinaungi yayasan bukit zion, belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah. Namun hal itu tidak menjadi persoalan bagi saya, karena dasarnya hanya niat baik kepada sesama. dan Kami sangat yakin bahwa semua ini karena kekuatan dan kebesaran TUHAN,” ujarnya.
“Mereka semua saya ambil dari jalan, sehingga tak satupun dari mereka yang memiliki identitas alamat asalnya. Apakah punya keluarga di Surabaya atau luar daerah. Sekarang kalau ditanya rumahnya, selalu jawab rumahnya Pak Erwin,” pungkasnya. (q cox)
ANDA TERGERAK INGIN MEMBANTU? silahkan kontak Gereja Jemaat Kristen Indonesia Bukit Zion, Jl. Manyar Kartika Timur No.2 – 6, Menur Pumpungan, Kec. Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur. phone: 031 5911957