SURABAYA (Suarapubliknews) – Ratusan warga menjalani tes Swab gratis yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di halaman Gelanggang Olahraga (Gelora) Pancasila, Sabtu (30/5/2020). Mereka terdiri dari Orang Dalam Pengawasan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG), serta Orang Dalam Resiko (ODR).
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, setelah Rabu (27/5) malam hingga Kamis (28/5) Mobil PCR dari BNPB di Hotel Asrama Haji, kemudian esok harinya bergeser ke daerah lain, maka hari ini baru bisa beroperasi di Surabaya.
“Setelah datang hari ini baru bisa dilakukan di Gelora Pancasila, RS Husada Utama, RSUD Soewandhie dan RS Jiwa Menur. Dengan menggunakan dua mobil PCR dari BNPB,” kata Feny-sapaan lekat Febria Rachmanita, Sabtu (30/5/2020).
Feny menjelaskan, untuk jadwal hari ini dua mobil PCR dari BNPB itu melakukan pemeriksaan swab di beberapa lokasi. Pertama, satu unit mobil di Gelora Pancasila dengan kapasitas sekitar 300. Sedangkan satu mobil lain, di RS Husada Utama 100, RSUD Soewandhie 150 dan RS Jiwa Menur 50. Selain menggelar pemeriksaan swab menggunakan mobil PCR dari BNPB, pemkot juga menggelar rapid test massal dan swab menggunakan dua mobil PCR bantuan dari BIN.
“Hari ini juga dilaksanakan di Jalan Gresik PPI dari BIN, kapasitas sekitar 750 an. Tapi besok ada lagi di sini (PPI) kurang lebih 600 an. Kemudian, satu unit mobil PCR dari BIN lagi di Terminal Manukan Kulon dengan kapasitas sekitar 600 – 700 an,” katanya.
Untuk mekanismenya, Feny menjelaskan, setelah warga mengikuti rapid test dan hasilnya dinyatakan reaktif, selanjutnya mereka dilakukan pemeriksaan swab. Nah, sembari menunggu swab itu warga melakukan isolasi di hotel. Kemudian, jika swab hasilnya positif, maka dia menjalani isolasi di Hotel Asrama Haji. “Kalau mobil PCR dari BNPB itu langsung swab, sedangkan mobil PCR dari BIN ada rapid test dulu,” jelasnya.
Salah satu warga dari Kelurahan Gading Surabaya yang enggan disebutkan namanya mengaku lega dengan adanya tes Swab ini. Warga ini mengaku mengantarkan neneknya yang sebelumya dinyatakan reaktif saat menjalani rapid test. “Lebih cepat lebih baik. Biar kita sebagai keluarga ndak was-was. Belum lagi dengan tetangga,” kata dia saat ditemui di sela kegiatan tes swab di Gelora Pancasila.
Saat dikonfirmasi terkait mobil PCR dari BNPB yang kemarin sempat dialihan ke daerah lain, ia menilai bahwa seharusnya Surabaya lebih diprioritaskan lantaran jumlah pasien baik positif maupun PDP jauh lebih banyak. Bukan sok minta diutamakan, namun menurut pria ini penanganan Covid-19 di Surabaya sangat berpengaruh ke daerah lain agar tidak menyebar.
“Betul itu Bu Risma. Kalau di sini (Surabaya) segera diatasi atau diprioritaskan, secara otomatis angka pasien akan menurun dan itu jelas berpengaruh ke daerah lain, mengingat Surabaya adalah Ibu kota,” katanya.
Namun begitu, pria asal Kelurahan Gading Surabaya ini juga mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang telah mati-matian memperjuangkan warganya agar mendapatkan penanganan secara cepat.
“Saya ucapkan terima kasih ke Bu Risma sudah merelakan dilihat banyak orang marah-marah dan menangis. Itu semua pasti demi warganya. Tak lupa kepada Bapak Presiden dan Satgas Covid Pusat yang menaruh perhatian besar untuk Surabaya,” pungkasnya. (q cox)