SURABAYA (Suarapubliknews) – Pelabelan warna hitam untuk wilayah Kota Surabaya dengan alasan jumlah kasus Covid-19 sudah lebih dari 1.025 kasus, ternyata menuai kritik dari Suko Widodo pakar komunikasi Unair Surabaya.
Karena menurut Suko, saat ini semua pihak sedang membutuhkan optimisme, maka yang diperlukan adalah ikhtiar bersama diantara pemerintah dan masyarakat.
Suko mengatakan, semua pihak sedang menghadapi “musuh” yang sama yakni Corona/covid-19, maka sebaiknya komunikasi publik diisi pesan atau informasi yang bisa bangkitkan optimisme baru.
“Pelabelan itu harus hati hati. Karena jika terus menerus jadi stigma yang kurang konstruktif,” ucap Suko kepada media ini. Rabu (3/06/2020)
Oleh karenanya, Suko kembali menyarankan kepada pihak terkait untuk melibatkan kampus, kalangan media, tokoh dan kalangan bisnis untuk bersinergi. Buat pendampingan ke warga masyarakat.
“Intinya, kita butuh pesan yang meneduhkan. Pesan yang membawa optimisme,” tandasnya.
Dilansir Kompas.com, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi, mengatakan, bahwa warna hitam tersebut menunjukkan jumlah kasus Covid-19 di daerah tersebut sudah lebih dari 1.025 kasus.
“Semakin banyak catatan kasusnya, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna hitam,” ujar Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (2/6/2020). (q cox)