Jatim Raya

Forkopimda Jawa Timur Rapatkan Barisan Percepat Penanganan Covid-19

58
×

Forkopimda Jawa Timur Rapatkan Barisan Percepat Penanganan Covid-19

Sebarkan artikel ini

BATU (Suarapubliknews) – Guna memutus mata rantai  penyebaran Covid-19 di Jawa Timur dibutuhkan sinergitas  yang  komperhensif serta  kerja keras semua pihak.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, bahwa semua pihak harus lebih detail membreak down sekaligus mengantisipasi kluster kluster penularan penyebaran Covid-19 baru. Terutama dari beberapa kluster yang muncul seperti kluster keluarga, pilkada hingga kluster perkantoran.

Oleh karena itu, Forkopimda  Jawa Timur  melakukan evaluasi  dan langkah strategis ke depan untuk memastikan  bahwa  penangananan penyebaran Covid-19 terkendali dan dilakukan secara komprehensif  lewat penerapan protokol kesehatan secara ketat.

“Kita sadari Covid-19 ini merupakan persoalan dunia. Maka, ini menjadi tugas kita untuk membangun soliditas dan solidaritas dengan gerakan seirama menanggulangi penyebaran Covid-19,” katanya pada Rakor Percepatan Penanganan Covid -19 di Jatim Klub Bunga.

Acara ini dihadiri Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah dengan mengundang seluruh Bupati/Walikota, para Kapolres dan Dandim dan Ketua Fraksi DPRD.

Dihadapan Bupati/Walikota yang hadir, Khofifah memastikan, bahwa kapasitas Bed Isolasi di Jatim  cukup aman, dengan jumlah bed isolasi sebanyak 6.611 bed dan ICU isolasi 860 bed. Dengan kapasitas yang mencukupi tersebut, maka  Jatim sebagai wilayah dengan kapasitas bed isolasi maupun ICU isolasi tertinggi di Indonesia.

“Kita pastikan, bed isolasi di Jawa Timur  cukup aman. Bed occupancy Rate -nya saat ini 44-49 persen, artinya persentase ini  telah sesuai dengan standar Bed Occupancy Rate  menurut WHO, yakni di bawah 60 persen. Kami ingin sampaikan , bahwa Jatim bisa mengelola Covid-19 melalui kesiapan layanan kesehatan dan pendisiplinan protokol kesehatan secara ketat melalui koordinasi dan konsolidasi semua pihak, secara kintinyu,” ungkapnya.

Hingga hari ini, pemeriksaan rapid tes  dan tes PCR terus dilakukan. Sebanyak 933.082 jumlah rapid test telah dilakukan di Jatim dan tertinggi secara nasional dengan populasi Jatim sekitar 40 juta penduduk. Sementara masyarakat yang telah di test PCR mencapai 251.164 orang.

Dalam kesempatan itu, Khofifah minta kepada para bupati/walikota untuk mewaspadai munculnya kluster kluster baru, meskipun secara prosentase tingkat kesembuhan Jawa Timur tertinggi di Pulau Jawa dengan Kapasitas Bed Isolasi dan ICU tertinggi secara nasional serta Rapid Test dan PCR tertinggi kedua setelah DKI Jakarta.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu berpesan kepada bupati/walikota untuk lebih memperhatikan optimalisasi realisasi anggaran agar lebih tepat sasaran sehingga serapannya bisa lebih maksimal. Percepatan realisasi ini, harus berseiring dengan ketepatan akuntabilitas penggunaan anggaran yang ada.

Pihaknya juga melakukan hal yang sama dengan koordinasi dengan para menteri menteri terkait, bahkan Bapak Presiden juga terus mengingatkan untuk mengoptimalkan penggunaan amggaran secara tepat sasaran dengan menggerakkan ekonomi masyarakat seiring dengan upaya menjaga kesehatan dan  keselamatan masyarakat.

“Tolong maksimalkan  realisasi anggaran masing-masing, jika ada  daerah yang  masih rendah realisasi anggarannya, saya berharap bisa segera ditingkatkan. Mengingat saat seperti ini pembeayaan yang dapat diharapkan segera cair  adalah dari penggunaan anggaran pemerintah baik pusat maupun daerah,” jelasnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *