Politik

Paslon Machfud-Mujiaman Dapat Nomer Dua, Reni Astuti: Istimewa untuk maju, makmur dan menang

1859
×

Paslon Machfud-Mujiaman Dapat Nomer Dua, Reni Astuti: Istimewa untuk maju, makmur dan menang

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pasangan Machfud Arifin dan Mujiaman Sukirno memperoleh nomor urut dua dalam pemilihan kepala daerah kota Surabaya atau pemilihan Walikota Surabaya tahun 2020.

Reni Astuti politisi perempun PKS yang menjadi pendukung pasangan paslon Machfud-Mujiaman, memaknai bahwa angka dua adalah istimewa untuk maju, makmur dan menang. Pasalnya, angka dua akan membentuk simbol damai bila diperagakan menggunakan jari.

“Pilkada Surabaya harus damai, adem tidak menimbulkan perpecahan. Isu yang diangkat mesti subtantif dan solutif bagi permasalahan warga. Jangan memperkeruh kondisi krisis dengan isu SARA, primordial, sektarian dan pembunuhan karakter (character assasination),” paparnya. Kamis (24/09/2020)

Menurut Reni, Pilkada tak boleh mempertajam jurang perbedaan. Perbedaan pilihan harus dimaknai sebagai keragaman bukan permusuhan. Menjaga suasana tetap kondusif. Suasana adem dan damai di masyarakat menjadi prioritas bersama.

Pada gerakan yang sama, kata Reni, angka dua membentuk huruf V yang artinya victory atau kemenangan. Kemenangan Bung Tomo dan seluruh arek Suroboyo dalam melawan penjajah, menegakkan kata merdeka di bumi kota pahlawan.

“Spirit heroik inilah yang menjadi bahan bakar Machfud Arifin-Mujiaman dan seluruh pendukung, relawan, wong cilikcilik, seniman, pedagang, pengusaha, pemuda bersatu padu memenangkan Pilkada Surabaya,” tandasnya.

Dia mengatakan, dengan program dan pengalaman yang dimiliki oleh kedua pasangan, yakni Machfud Arifin seorang mantan Kapolda yang sukses di tiga daerah tingkat provinsi yang berbeda yaitu Kapolda Maluku Utara, Kapolda Kalimantan Selatan dan terakhir Kapolda Jatim kiprah beliau inilah yang akan membawa pada kemenangan.

Begitupula dengan wakilnya Mujiaman Sukirno dikenal sebagai profesional mantan Dirut PDAM yang dekat dengan masyarakat. Sebelumnya Mujiaman pernah bergabung di perusahaan asing hingga 25 tahun lamanya. Ia bekerja lima tahun di perusahaan milik Jepang Asahi Chemical dan 20 tahun di Eco Lab milik Bill Gates, milyader cofounder Microsoft. Di tengah kesibukannya, alumni ITS ini masih mau meluangkan waktu sebagai ketua RW di lingkungan tempat tinggalnya Kelurahan Dukuh Kupang Surabaya.

“Kombinasi dua sosok hebat Surabaya inilah yang akan membawa Surabaya untuk menang, unggul, naik kelas, maju sebagai kota. Kemiskinan harus berubah menjadi kesejahteraan, kesenjangan harus berubah menjadi pemerataan, ketimpangan harus berubah menjadi keadilan,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Reni juga menyampaikan jika dua juga identik dengan sifat perbedaan yang saling melengkapi. Ada bumi ada langit. Ada siang ada malam. Ada Machfud Arifin Ada Mujiaman.

“Dua sosok dengan latar belakang berbeda ini akan saling melengkapi dalam menahkodai Surabaya,” katanya.

Dia juga mengatakan jika perbedaan inilah yang menghidupkan dan lebih berwarna. Bhinneka Tunggal Ika. Pasangan ini juga diusung 8 partai yang berbeda. Ada PKB, ada Gerindra, PAN, PPP, juga Demokrat, Nasdem. Golkar, dan PKS. Keragaman warga dan ideologi partai yang berbeda semakin memperkuat dan saling melengkapi, menambah kaya gagasan dan narasi yang akan diperjuangkan.

Dua adalah dua tangan yang merangkul perbedaan di tengah kota Surabaya yang kaya akan budaya, kaya akan suku, etnik, latar belakang sosial dan ekonomi, agama dan kepentingan. Machfud Arifin dan Mujiaman bertekad merangkul perbedaan, mengayomi semua, mendekatkan jarak bagi semua kelompok masyarakat. Merawat keragaman potensi kota sebagai kekuatan memajukan Surabaya dan memakmurkan warga.

Dua merupakan simbol keseimbangan. Dengan menjaga keseimbangan, semua akan sesuai pada tempatnya, sesuai porsinya. Kesejahteraan tidak boleh hanya dinikmati satu orang saja. Kemajuan kota tak boleh hanya membuat satu orang saja yang makmur.

“Kue kesejahteraan harus dinikmati bersama di kota yang maju, warga jadi makmur. Harus seimbang. Dalam demokrasi, harus ada pergiliran kekuasaan sehingga pos kekuasaan tak dikuasai pihak yang sama. Agar iklim demokrasi seimbang. Rakyat mampu mengawasi penguasa,” tuturnya.

Dua adalah dua pasang kaki Machfud Arifin dan Mujiaman yang saling topang. Tak berat sebelah. Tak saling meninggalkan. Adalah dua pasang langkah kaki yang saling membersamai, saling mengandalkan, saling membutuhkan bersama dengan seluruh warga Surabaya untuk mewujudkan Surabaya lebih baik lagi.

“Terakhir, dua adalah dua tangan mengangkat, memanjatkan doa. Bermunajat pada Yang Maha Kuasa. Bersimpuh sebagai hamba agar dimudahkan ikhtiar dan langkah untuk menjemput kemenangan bagi seluruh warga kota Surabaya. Maju Kotane, Makmur Wargane,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *