SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Surabaya Survey Center (SSC) memprediksi, persaingan ketat bakal terjadi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim 2018. Kalaupun pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Abdullah Azwar Anas bisa unggul, itupun hanya akan menang tipis atas pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak.
“Ketatnya persaingan terjadi, karena dua pasangan calon tersebut sepadan. Keduanya sama-sama memiliki plus minus yang hampir sama,” kata peneliti Senior SSC, Surokim Abdussalam kepada wartawan di Surabaya, Rabu (13/12/2017).
Berdasar hasil survei SSC terbaru, Gus Ipul-Anas diperkirakan bakal memperoleh suara sebanyak 36,2 persen. Mengungguli Khofifah-Emil yang mengantongi dukungan 33,9 persen. Sementara untuk undecided voters atau yang belum menentukan pilihan sebanyak 29.9 persen. Responden beralasan tidak mau terburu-buru dalam menentukan pilihan.
“Keduanya ini sama kuat dalam citra dan reputasi. Kalau sudah begitu pemanfaatan momentum dan daya jangkau menyapa pemilih di akan menjadi faktor krusial dan sangat menentukan. Baik Gus Ipul-Anas maupun Khofifah-Emil semuanya warga Nahdatul Ulama (NU),” ujarnya.
Selain unggul tipis, Gus Ipul masih unggul dibanding bakal calon gubernur (bacagub) Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD dan La Nyalla Mattalitti. Gus Ipul menempati posisi teratas survei kandidat cagub yang dipilih secara spontan (pertanyaan terbuka/top of mind).
“Top of mind publik sangat mungkin menjadi cerminan dari track record kepemimpinan yang bisa dibaca oleh publik secara bebas dan mandiri,” timpal peneliti Senior SSC lainnya, Imam Sofyan.
Berdasar survei SSC, dengan pola pertanyaan terbuka, Gus Ipul dipilih oleh 27,8 persen responden. Sementara, Khofifah dipilih oleh 22 persen responden. Sedangkan Mahfud MD dan La Nyalla secara berurutan dipilih oleh 9,7 dan 2,3 persen responden.
Pada pola ini, peningkatan signifikan ditunjukkan oleh Khofifah dan Mahfud MD. Pada survey edisi lalu, Khofifah secara spontan hanya dipilih oleh 13,9 persen responden. Sedangkan Mahfud MD dipilih oleh hanya 2,3 persen responden saja.
Meski demikian, yang menjadi menarik, jumlah undecided voters pada pola survei terbuka ini justru memiliki jumlah prosentase tertinggi. Sebanyak 34,7 persen responden memilih untuk tidak menjawab ataupun mengaku tidak tahu akan memilih siapa ketika ditanya.
“Unggul top of mind akan memiliki kontribusi terhadap kemenangan bagi mereka yang menduduki posisi puncak. Tapi tetap tidak bisa dijadikan ukuran tunggal,” ujar dosen Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini.
Data-data tersebut di atas diperoleh melalui survey yang dilakukan oleh Surabaya Survey Centre di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur pada kurun waktu 25 November-8 Desember 2017. Survey tersebut dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan 940 responden. Tingkat kepercayaan dari hasil tersebut sebesar 95 persen dengan margin of error 3,2 persen. (q cox, Wb)