SURABAYA (Suarapubliknews) – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendukung program-program yang dilaksanakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Timur dalam meningkatkan profesionalisme dan kompetensi wartawan.
Pernyataan itu disampaikan Kepala SKK Migas Jabanusa (Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) Nur Wahidi pada pembukaan kegiatan Uji Kompetisi Wartawan (UKW) angkatan ke-31 di Balai Wartawan PWI Jatim, Surabaya, Jumat (27/11).
“SKK Migas sangat mengapresiasi kerja para wartawan dalam memberitakan kegiatan hulu migas kepada masyarakat, karena tanpa wartawan kami ini bukan apa-apa, hanya bekerja,” katanya.
Kegiatan UKW angkatan ke-31 yang diikuti 18 peserta ini merupakan hasil kerja sama PWI Jatim dengan SKK Migas Jabanusa. Ini merupakan kelanjutan kegiatan serupa yang digelar pada akhir Oktober 2020 dan juga tahun 2019.
“Semestinya ini harus diperbanyak karena sangat penting dalam menunjang kerja wartawan, SKK Migas siap mendukung. Selama ini kami juga sering mengadakan kegiatan bersama teman-teman wartawan, seperti lokakarya, seminar, dan lainnya. Cuma karena saat ini masa pandemi Covid-19, untuk sementara tidak bisa tatap muka,” tambah Nur Wahidi.
Ia juga menambahkan bahwa minyak dan gas bumi menjadi salah satu sektor penting bagi perekonomian nasional, termasuk Jawa Timur, sehingga masukan dari pemangku kepentingan melalui pemberitaan media menjadi sangat penting dalam meningkatkan kinerja kegiatan hulu migas.
Ketua PWI Jatim Ainur Rohim pada kesempatan sama mengatakan hingga menyelesaikan UKW angkatan ke-30 pada Oktober 2020, secara keseluruhan sudah sekitar 1.300 orang wartawan di Jatim yang dinyatakan kompeten.
“Ini menjadi bagian dari program PWI untuk meningkatkan profesionalisme wartawan. Alhamdulillah hingga angkatan ke-31 ini, peserta UKW tidak pernah dipungut biaya alias gratis karena PWI Jatim mendapat banyak dukungan dari para mitra kerja, salah satunya SKK Migas ini,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi Kompetensi PWI Pusat Djoko Tetuko mengingatkan kalangan wartawan untuk senantiasa menjaga marwah profesi wartawan dengan bekerja secara profesional dan tidak ikut-ikutan menyebarkan berita bohong atau hoaks.
“Sekarang ini setiap hari berkeliaran hoaks atau berita bohong di medsos, sehingga menjadi tugas wartawan untuk ikut mencerdaskan masyarakat dengan menyajikan berita-berita yang benar dan berkualitas. Tidak usah ikut-ikutan nyebar hoaks, tapi silakan menyampaikan kritik secara konstruktif tanpa harus marah-marah,” ujarnya.
Djoko Tetuko menambahkan secara nasional hingga saat ini ada sekitar 17 ribu wartawan yang telah lolos UKW (kompeten) dan dari jumlah itu, sebanyak 12.464 orang wartawan merupakan kontribusi dari lulusan UKW yang diselenggarakan PWI. (q cox)