SURABAYA (Suarapubliknews) – Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak berkesempatan meninjau Terminal Petikemas Surabaya (TPS) dan ingin mengetahui serta mendiskusikan soal kecepatan arus logistik perdagangan pusat agro di Jatim.
Utamanya perdagangan yang nantinya akan berdampak di Puspa Agro. Sekaligus merespon kenaikan harga pengiriman barang melalui kontainer. “Harapan kita, kesemuanya ini bisa terus dikoordinasikan dengan banyak pihak termasuk dengan Terminal Peti Kemas Surabaya,” katanya usai meninjau TPS di Perak Surabaya.
Koordinasi dengan TPS yang dilakukannya dinilai sangat penting. Itu setelah dirinya melihat pemetaan logistik sebanyak 18 persen ekonomi Jatim berasal dari perdagangan. Bahkan, Jatim sendiri telah menyumbangkan lebih dari 1/5 Gross Domestic Product (GDP) perdagangan Indonesia.
“Jika pengembangan akses jalan utama ke lokasi pusat agro sudah selesai, maka akan memberikan dampak sekaligus potensi sebagai pusat pelayanan kontainer. Terlebih, Kementerian Pertanian sudah menjadikan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai sentra logistik holtikultura,” terang Emil.
Melihat peluang itu, Emil ingin meyakinkan kepada para pelaku usaha dan investor agar tetap menatap optimisme perdagangan di tengah pandemi Covid-19 di Jatim. Kendati saat ini, mereka merasa khawatir adanya kenaikan harga peti kemas.
Pihaknya menyebut, kenaikan harga peti kemas perdagangan diakibatkan ketersediaan kontainer secara global. Permasalahan tersebut bukan terjadi di Indonesia saja, sehingga mengakibatkan harga kontainer naik.
“Dengan adanya pandemi Covid-19 ini China yang lebih dahulu pulih ekonominya banyak mengirim barang ke sejumlah negara barat. Sedangkan kontainer dari negara barat tidak secara aktif mengirim kontainernya di negara bagian timur,” ungkapnya.
Emil menceritakan, kondisi terbatasnya kontainer diperparah dengan setiap tahun pengiriman barang di momen Natal maupun Imlek yang hanya dilakukan oleh Amerika dan China. Sehingga perdagangan intra asia menjadi terhambat.
Akan tetapi, Ia menyambut baik berbagai kendala dan permasalahan yang dengan cepat disikapi oleh Terminal Petikemas Surabaya (TPS) dan juga pelaku usaha. TPS bahkan memberikan stimulus kepada para pengusaha seperti kemudahan pembayaran hingga penumpukkan kontainer baik ekspor dan impor diijinkan untuk tinggal di TPS lebih lama. “Kemudahan kemudahan seperti ini akan menggairahkan pelaku usaha,” ujarnya.
Sebagai bukti, dibanding Januari 2020, pada Januari 2021 ini sudah ada pertumbuhan perdagangan ekspor maupun impor yang mencapai 12 persen. “Kita harapkan pelaku usaha bisa termotivasi. Semoga para pelaku usaha di tingkat global bisa lebih menyikapi permasalahan ini dengan bijak. Kita bangga bahwa TPS di Jatim senantiasa menjadi gerbang untuk memperlancar arus ekspor dan impor basis perdagangan di Jatim,” jelas mil.
Di tempat yang sama, Dirut PT. Terminal Peti Kemas SurabayaDothy menyambut baik kunjungan Wagub Jatim yang merupakan implementasi dari bentuk kolaborasi di sektor maritim dan bisnis lainnya secara nasional maupun internasional.
Ia menjelaskan, bahwa TPS memiliki prosedur ekspor berupa data booking pelayaran dan bea cukai yang dikirim ke terminal secara online sistem. Kemudian pengguna jasa melakukan online booking ekspor ke terminal. Langkah selanjutnya yakni, truk dan kontainer masuk ke terminal melewati autogate system TPS yang akan dilanjutkan kontainer yang tiba akan dilakukan penumpukan terminal untuk dibawa ke dermaga untuk dimuat di atas kapal di dermaga.
“Kami juga memberikan stimulus kepada pengusaha lewat tambahan 30 hari untuk proses pembayaran. Juga bagi para eksportir maupun importir terdapat tambahan hari atau free storage jika terdapat penumpukan di terminal,” tutupnya. (q cox, tama dinie)