Jatim RayaPemerintahan

Gubernur Khofifah: Apresiasi KTS Jadi Prototype PPKM Mikro di Jatim

83
×

Gubernur Khofifah: Apresiasi KTS Jadi Prototype PPKM Mikro di Jatim

Sebarkan artikel ini

TRENGGALEK (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi Kampung Tangguh Semeru di Desa Ngale. Kebersamaan dalam pelaksanaan kampung tangguh juga berhasil menciptakan empathy building dan social bonding dalam pelaksanaan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.

Gubernur Khofifah bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto melakukan peninjauan Kampung Tangguh Semeru (KTS) di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Trenggalek.

Adapun KTS yang dikunjungi yaitu Desa Ngale Kecamatan Pilang Kenceng Kabupaten Madiun dan Desa Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Turut mendampingi pada kunjungan tersebut, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, serta beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim.

KTS Desa Ngale di Kecamatan Pilang Kenceng, Kab. Madiun ini sendiri memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.300 jiwa. Dimana, Desa Ngale telah memberlakukan Kampung Tangguh Semeru sejak Bulan Maret 2020.

Di sepanjang jalan Desa Ngale terdapat papan himbauan kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan 5M. Seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Setibanya di KTS Desa Ngale, Gubernur Khofifah bersama Forkopimda Jatim memasuki bilik disinfektan, serta mendapatkan penjelasan dari Kepala Desa mengenai pelaksanaan PPKM di Balai Desa yang menjadi posko. Tampak di depan halaman Balai Desa, data korban Covid-19 update per Minggu (7/2/2021).

Selanjutnya, Gubernur Khofifah juga memberikan bantuan berupa alat-alat protokol kesehatan untuk Kampung Tanggu Desa Ngale. Diantaranya 5 unit sprayer elektrik, 20 liter disinfektan, 2.000 masker kain, 25 buah pakaian hazmat, 5 box latex (pendek), 20 liter hand sanitizer, 5 buah faceshields, 5 buah goggle, 5 pasang sepatu boots.

Selain itu juga 2 unit thermometer gun, 5 unit timba cuci tangan, 5 unit dudukan timba cuci tangan, 200 strip vitamin, 100 paket. Kemudian, Gubernur bersama Forkopimda Jatim Jatim meninjau Ruang Karantina Mandiri KTS Desa Ngale yang terletak di SDN Ngale. Tak hanya mengunjungi Ruang Karantina Mandiri, Gubernur Khofifah juga meninjau keberadaan lumbung pangan sekaligus melakukan tabur benih ikan.

Bahkan KTS Desa Ngale ini, memiliki Lumbung Ketahanan Pangan yang menjadi satu kesatuan dengan KTS. “Bagus sekali ini Kampung Tangguh di Desa Ngale. Format WA group sangat aktif. Masyarakatnya proaktif menyiapkan lumbung pangan untuk mengantisipasi ketahanan pangan di desa  ini. Yang memiliki bisa berbagi dengan yang lain,” katanya.

Untuk itu, Khofifah menilai, KTS Desa Ngale ini bisa menjadi prototype penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro. Terlebih, berdasarkan Inmendagri no 3 tahun 2021, Jawa Timur termasuk dalam daerah yang mendapatkan instruksi untuk pelakanan PPKM Mikro dengan daerah prioritas Malang Raya, Surabaya Raya dan Madiun Raya. Pemberlakuan PPKM Mikro akan dilaksanakan tanggal 9-22 Februari 2021.

“Prototype PPKM Mikro mirip sekali dengan format KTS. Di situ ada karantina, format bagaimana sosialisasi kesehatan. Di situ ada 3T Tracing, Testing dan Treatment seperti yang dijelaskan Kepala Desa Ngale,” jelas Khofifah.

Kampung Tangguh Semeru ini merupakan format yang menggunakan berbagai pendekatan melibatkan partisipasi masyarakat. Inovasi yang telah diciptakan oleh Polda Jatim bersama dengan dukungan Pemprov Jatim, Kodam V Brawijaya, dan Pemerintah Kota/Kabupaten untuk menciptakan satuan terkecil berbasis partisipasi masyarakat yang mampu bergotong-royong dalam penanganan COVID-19.

“Kampung Tangguh yang sudah ada di Jatim ini tentunya adalah suatu bentuk kearifan lokal yang akan membantu masyarakat melaksanakan edukasi protokol kesehatan Covid-19,” imbuh Mantan Mensos RI ini sambil menjelaskan per tanggal 07 Februari 2021, jumlah KTS yang ada di Jawa Timur telah mencapai 3.160.

“Harapannya seluruh desa di Jatim bisa mengaktifkan kembali dan menambah jumlah KTS sebagai salah satu alternatif untuk memutus rantai Covid-19,” pungkasnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *