SURABAYA (Suarapubliknews) – PT Idea Indonesia Akademi optimistis pariwisata Indonesia akan kembali pulih seiring semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang sudah tervaksin Covid 19. Karena itu pula Idea optimis merealisasikan rencana expansi dan memilih Surabaya sebagai rumah kedua.
Presiden Direktur PT Idea Indonesia Akademi, Tbk Eko Desriyanto mengatakan Jawa Timur dipilih sebagai lokasi ekspansi IDEA karena propinsi ini memiliki jumlah SMA dan SMK terbanyak kedua nasional setelah Jawa Barat, dimana lulusan SMA dan SMK adalah target potensial untuk mengikuti pelatihan di Idea Indonesia Akademi.
“Surabaya juga dipilih karena memiliki City Branding yang kuat sebagai kota Pendidikan dan Budaya, sekaligus menjadi connecting city untuk target market dari wilayah Timur Indonesia,” katanya disela penandatanganan MoU dengan Hotel Garden Palace Surabaya.
Dipilihnya Hotel Garden Palace Surabaya sendiri karena memenuhi syarat untuk dijadikan Cabang Idea Indonesia setelah melalui proses assessment dalam beberapa bulan terakhir. “Dari assessment yang kami lakukan, Hotel Garden Palace memenuhi sebagian besar kriteria sebagai kantor cabang sekaligus teaching factory Idea Indonesia,” terang Eko.
Perwakilan Garden Palace Hotel, Djie Peterjanto Suharjono antusias dengan kerjasama ini dalam rangka menyambut rebound pariwisata dan perhotelan di Surabaya paska pandemi. Dengan berkolaborasi dengan IDEA, Peter berharap dapat terjalin kerjasama yang saling menguntungkan untuk kedua pihak.
“Bagi IDEA, peserta pelatihan IDEA dapat belajar secara ril dengan fasilitas riil industri. Di sisi yang lain, Garden Palace Hotel dapat dibantu meningkatkan kualitas operasional dan pelayanan dengan excellent service yang selama ini identik dengan siswa dan lulusan IDEA,” katanya.
Kepala Seksi Kurikulum Bidang SMK Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur, Mudiyanto menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur menyambut baik dan mendukung ekspansi Idea Indonesia Akademi di wilayah kerjanya.
“Sistem pelatihan berbasis Teaching Factory yang diusung oleh Idea Indonesia Akademi sangat sesuai dengan semangat peningkatan lulusan Pendidikan Vokasi agar siap kerja dan turut mengurangi pengangguran terbuka di Jawa Timur,” katanya.
Idea Indonesia Akademi Tbk (IDEA) sendiri adalah perseroan penyedia Jasa Pendidikan Vokasi Bidang Perhotelan, Kulineri, Pastry – Bakery, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terbesar di Indonesia, yang baru IPO pada 9 September 2021.
Idea melakukan ekspansi secara asset light strategy dengan menggandeng hotel-hotel berbintang untuk dijadikan Kantor Cabang sekaligus Teaching Factory dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihannya.
Dengan menyelenggarakan sistem pelatihan yang bertempat langsung di industri komersial seperti ini, sejak 2019 IDEA menyabet penghargaan sebagai Lembaga Pelatihan Bidang Jasa Terbaik Nasional dari Menteri Pendidikan Republik Indonesia. Integrasi pelatihan dengan industri ini memungkinkan peserta melihat, terlibat, merasakan dan langsung dapat mengambil peran dalam operasional sehari – hari industri.
Mereka terbiasa menggunakan fasilitas berstandard industri, dibimbing oleh praktisi industri dan langsung berkomunikasi dengan konsumen industri. Oleh karena itu, sejak 2009 terbukti lulusan pelatihan IDEA sangat cepat terserap kerja, baik di Kapal Pesiar, Perhotelan, Restaurant, Catering, Coffee Shop, Bandara maupun di perkantoran dan perusahaan umum lainnya.
Sejak beberapa bulan terakhir Idea melakukan pembelajaran hybrid dimana siswa dapat melakukan praktek langsung di hotel terdekat dengan lokasi tinggal mereka. “Ada 1077 property dan bekerjasama dengan setidaknya 15 grup hotel nasional dan internasional, seperti Grup Aston Archipelago, Grup Hotel Horison, Grup The 1O1 PHM, Grup Internasional Swissbell, Grup Marriot, Grup Harris Tauzia, Grup Hotel Accor dan lainnya,” terang Eko.
Idea Indonesia menargetkan memiliki setidaknya 20 cabang Akademi yang beroperasi di Hotel Teaching Factory pada tahun 2030. Dengan demikian, jumlah peserta pelatihan dapat melonjak10.000-15.000 peserta dalam pendidikan offline setiap tahun. Ide Indonesia juga sedang mengembangkan platform pembelajaran hibrida untuk menarik 10.000-15.000 peserta pelatihan setiap tahun. (q cox, tama dinie0