KAB. MOJOKERTO, (Suarapubliknes) – Ketua TP PKK Jatim Arumi dikukuhkan sebagai Duta Penurunan Stunting Prov. Jatim, oleh Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo di Pendopo Kabupaten Mojokerto, Kamis (14/4).
“Alhamdulillah, terima kasih atas kepercayaan yang diberikan ini. Berbicara mengenai stunting tidak hanya mengenai masalah gizi namun juga pola asuh yakni kedekatan dan cara berkomunikasi orang tua,” katanya
Mengasuh anak dengan baik dan benar harus dipelajari, dilatih dan diimplementasikan oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya. “Harapannya bisa ikut berkontribusi dalam mewujudkan target penurunan prevalensi stunting 14% di tahun 2024,” pesan Arumi.
Untuk mengatasi permasalahan stunting, Arumi pun mendorong para orang tua terutama para ibu memberikan makanan yang mengandung protein bagi anak-anak di masa pertumbuhannya.
Lebih lanjut disampaikan Bunda GenRe (Generasi Berencana) Jatim tersebut, jenis kebutuhan protein juga bisa didapat dari jenis makanan seperti susu, daging, telur dan ikan yang mana merupakan kesukaan dari anak-anak. Oleh karena hal itu, diperlukan kreatifitas ibu dalam mengolah makanan agar anak tidak mudah merasa bosan.
“Kandungan protein juga bermanfaat dalam mencegah stunting. Dimana salah satu penyebab stunting adalah kurangnya gizi sejak masa pertumbuhan yang dimulai sejak anak dalam masa kandungan hingga usia dua tahun (1.000 hari pertama kelahiran). Ini selaras dengan upaya yang dilakukan Pemprov Jatim dan TP PKK Provinsi Jatim dalam mencegah stunting. Pencegahan dan penanggulangan stunting harus dimulai secara tepat dan dengan gizi yang baik,” jelas Arumi
Menurut Istri Wagub Jatim itu, folus penangan stunting di Jawa Timur menjadi perhatian tersendiri bagi TP PKK dan BKKBN Jawa Timur. Hal ini juga tak lepas dari kolaborasi bersama dengan Pemprov Jawa Timur, yang terus fokus mensosialisasikan mengenai bahaya stunting karena kurangnya gizi bagi anak dan juga bagi ibu hamil di seluruh pelosok daerah.
Terbukti, hasil dari pencapaian ini dibuktikan, di tengah pandemi Covid-19, angka stunting di Provinsi Jatim, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), prevalensi atau faktor resiko stunting di Jawa Timur mengalami penurunan mulai tahun 2019 hingga tahun 2021. Pada 2019 stunting di Jatim mencapai prosentase sebesar 26,85 persen, tahun 2020 turun sebesar 25,64 dan tahun 2021 kembali turun menjadi sebesar 23,5 persen.
Prioritas penurunan stunting di Indonesia menjadi tanggung jawab kita bersama. Adanya pengukuhan Bunda Genre sebagai Duta Penurunan Stunting juga merupakan salah satu strategi dalam upaya-upaya penurunan stunting sampai lini lapangan.
“Terima kasih kepada Bapak Hasto yang telah mengukuhkan saya, sebagai Bunda Genre Provinsi sebagai duta penurunan stunting tingkat provinsi. Insyaallah kami Tim Penggerak PKK Jawa Timur di setiap tingkatan wilayah bertekad bersama-sama dalam penurunan stunting. Kader-kader PKK yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga di desa-desa juga siap untuk bersama-sama dalam penurunan stunting,” ujar Ketua Dekranasda Jatim tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Arumi juga membuka Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) di Kabupaten Mojokerto. Dimana sebelumnya, SOTH di Jawa Timur sendiri telah dilakukan di dua wilayah, yakni Kabupaten Lamongan dan juga Pasuruan.
Sebagai infornasi, SOTH yang digagas BKKBN ini merupakan terobosan yang strategis untuk memberikan Pendidikan intensif kepada para kelaurga balita yang merupakan generasi milenial. Dimana, untuk pada pelaksanaannya pun relatif singkat, terukur dan di bawah pendampingan tenaga professional dari Perguruan Tinggi.
“SOTH di Kabupaten Mojokerto, merupakan SOTH berkelanjutan yang dikembangkan oleh Perwakilan BKKBN Jawa Timur, semoga dapat dikembangkan di tempat lain agar cakupan sasaran dapat lebih banyak dan luas,” kata Arumi.
Sebelumnya, bersama dengan Kepala BKKBN Pusat dan Bupati Mojokerto, Arumi juga mengunjungi beberapa keluarga yang memiliki anak stunting serta ibu hamil yang memiliki gizi kurang ideal, yakni Erika yang memiliki putra berusia 11 bulan dengan berat badan 5,8 kg dan Lis yang memiliki putra berusia 2 tahun dengan berat badan 10 kilogram.
Pada kesempatan tersebut, selain melakukan diskusi bersama terkait sosialisasi penanganan, juga diberikan paket sembako dan makanan seimbang. “Sosialisasi ini penting dilakukan kepada ibu-ibu, kerena peran penting keluarga dalam hal ini ibu menyangkut asupan makanan sehari-hari diperoleh anak adalah dari rumah,” ujar Arumi kepada orang tua bayi.
Dikesempatan yang sama, kegiatan juga dilanjutkan dengan Gebyar Pemakaian Serentak Pil KB bagi ibu menyusui yang diwakili sekitar 50 akseptor se Kab. Mojokerto, yang dilakukan langsung oleh Kepala BKKBN yang dilaksanakan di Balai Desa Kepuhanyar Kecamatan Mojoanyar.
Di tempat tersebut disediakan pula pelayanan KB Implan bagi 20 akseptor. Setelah itu, Ketua PKK Jatim bersama dengan Ketua BKKBN pusat dan Bupati Mojokerto juga menyempatkan diri mengunjungi Rumah Data yang ada di Kabupaten Mojokerto. (Q cox, tama dinie)