Jatim RayaPemerintahan

Dukung Kedaulatan Pangan Nasional, Gubernur Khofifah Galakkan Aksi Percepatan Tanam Padi di Ngawi

84
×

Dukung Kedaulatan Pangan Nasional, Gubernur Khofifah Galakkan Aksi Percepatan Tanam Padi di Ngawi

Sebarkan artikel ini

NGAWI (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggalakkan aksi Gerakan Percepatan Tanam Padi di Desa Dempel, Kec. Geneng, Kab. Ngawi pada Minggu (24/1) pagi. Percepatan tanam padi sengaja digalakkan sebagai upaya membangun ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.

Didampingi Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, jajaran Forkopimda Kab. Ngawi serta puluhan petani di desa Dempel, Gubernur Khofifah turun langsung ke sawah seluas 300 ha dan menanam padi jenis Inpari 32. “Percepatan tanam ini kita galakkan untuk menjaga produksi padi di Jatim tetap tinggi serta mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional,” ungkapnya.

Pemilihan Varietas padi Inpari 32 yang ditanam hari ini pun memiliki tujuan khusus. Dengan menanam varietas ini, diharapkan bisa meningkatkan hasil produksi panen dengan potensi kemampuan produksi sekitar 9 ton per hektar. Lebih lanjut, disampaikan Gubernur Khofifah, fakta bahwa Jawa Timur sebagai penyumbang produksi nomor satu nasional juga menjadi pemicu agar tetap terjaga.

Produksi padi Jawa Timur tahun 2020 dan 2021, berturut-turut menjadi yang tertinggi se Indonesia dengan total produksi mencapai masing-masing 9.9 juta ton dan 9,74 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Oleh sebab itu, diperlukan berbagai upaya dan inovasi lanjutan untuk mendukung potensi yang telah dimiliki. Salah satunya dengan modernisasi alsintan serta  keberadaan petani-petani milenial di daerah.

Gubernur Khofifah menyebut bahwa dirinya telah sering bertemu dengan petani-petani muda di Ngawi yang telah memiliki Laboratorium sendiri untuk membangun kultur jaringan secara mandiri. “Hadirnya petani milenial menjadi sangat penting. Kreativitas yang luar biasa dari petani milenial Ngawi harus di support dari kemudahan mereka untuk mengakses berbagai regulasi yang menjadi persyaratan untuk mengekspor produknya,” tuturnya.

Tidak hanya potensi Petani Milenial, Kabupaten Ngawi sendiri tercatat sebagai  daerah penghasil padi tertinggi kedua di Jawa Timur yaitu 786 ribu ton/GKG,  dengan luas panen 128.738 Ha. Jika dibandingkan dengan Kab. Lamongan di posisi teratas dengan produksi 792 ribu ton/ GKG dengan luasan panen 138.450 Ha maka kabupaten  Ngawi memiliki produktivitas  padi yang lebih bagus  daripada daerah yang lain di Jawa Timur.

Dengan memperhatikan potensi tersebut, maka saat ini  Jatim sudah harus bisa meningkatkan kualitas produksi beras masuk pada kualifikasi beras organik kualitas  Premium yang bisa masuk  global market yang lebih luas. Tentunya tetap dengan dukungan penuh dari pemerintah  pusat utamanya kemudahan sertifikasi pada jenis atau varian tertentu.

“Salah satu kualifikasi yang harus dipenuhi saat mengekspor produk hortikultur adalah sertifikasi lahan dan sertifikasi bibit. Inilah pentingnya kita melakukan berbagai pendampingan di lapangan untuk menemukan sinergitas dari hal yang kita lakukan bersama,” jelas Gubernur Khofifah.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah turut menyerahkan bantuan berupa dua unit Bed Dryer kepada Kelompok Tani serta melihat langsung proses penyemprotan pestisida dengan drone.

Di sisi lain, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menyampaikan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Pemprov Jatim. Dengan potensi luasan lahan dan produksi padi di Ngawi dirinya optimis akan terus terjadi peningkatan di masa depan. “Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan produksi padi di Kab. Ngawi. Petani milenial kita di sini sudah sangat luar biasa. Didukung juga dengan Peraturan Bupati, diharapkan masa tanam bisa semakin cepat dan tanah kembali subur dan tidak ketergantungan dengan pupuk kimia sintesis,” ungkapnya.

Sementara itu, kegiatan Percepatan Tanam Padi ini sebelumnya telah diawali dengan kegiatan pengolahan tanah menggunakan mekanisasi dengan menggunakan mesin rotary dan rotavator untuk kemudian siap dilanjutkan penanaman padi. (Q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *