Pemerintahan

Pemkot Surabaya Beri Pendampingan Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan di Wisata Kenjeran Park

50
×

Pemkot Surabaya Beri Pendampingan Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan di Wisata Kenjeran Park

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Peristiwa kecelakaan di tempat wisata Kenjeran Park menyebabkan trauma mendalam bagi 16 korban yang mengalami luka berat maupun ringan saat kejadian. Oleh karena itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya untuk memberikan pendampingan hingga sembuh.

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, setelah menjenguk masing-masing korban ia ingin para korban yang mengalami insiden ini untuk didampingi hingga kondisinya pulih normal. Ia mengatakan, dari 8 korban yang dirawat di RS Soewandhie ada 3 orang mengalami patah tulang sedangkan 1 orang tidak mengalami luka serius, namun mengalami pusing.

“Untuk satu orang korban ini tidak mengalami kendala apa-apa, setelah dilakukan CT Scan kondisinya normal tidak ada patah tulang dan cedera lainnya, akan tetapi mengalami pusing. Meskipun begitu harus dirawat inap dan dilakukan observasi dulu oleh tim medis, insyaallah tidak sampai kenapa-kenapa kita doakan bersama,” kata Wali Kota Eri Cahyadi saat di depan IGD RS Soewandhie, Sabtu (7/5/2022) malam.

Wali Kota Eri Cahyadi juga menyampaikan, dalam kejadian ini pihak pengelola Kenjeran Park wajib bertanggung jawab memberikan bantuan biaya pengobatan kepada seluruh korban, mulai dari perawatan, operasi, kontrol kesehatan dan sebagainya hingga dinyatakan sembuh total. Wali Kota yang akrab disapa Cak Eri itu juga menyatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga memberikan bantuan terapi healing kepada korban.

“Pemkot Surabaya juga akan memberikan pendampingan kepada semua korban untuk penyembuhan rasa trauma yang dilakukan oleh DP3A, jadi didampingi terus sampai sembuh total. Saya pastikan juga, ketika korban akan melakukan kontrol ke RS dan ternyata kesulitan menjangkaunya, maka hukumnya wajib kami mengantarkannya menggunakan ambulan Dinkes yang ada di Puskesmas atau RS,” ujar Cak Eri.

Cak Eri berharap semua korban yang mengalami peristiwa ini bisa segera pulih dan bisa beraktifitas kembali. Selain itu, ia juga meminta kepada seluruh pengelola wisata di Kota Surabaya untuk lebih mawas diri dan menjadikan kejadian sebagai pelajaran ke depannya.

“Ini menjadi warning betul bagi seluruh pengelola wisata di Surabaya, khususnya yang di kelola oleh investor untuk melihat kondisi sarana dan prasarananya agar lebih aman ketika digunakan. Apapun investasinya di Kota Surabaya, silahkan. Tapi jangan lupa utamakan keselamatan, oleh karena itu ini kita evaluasi dan cek dan ricek ulang agar tidak terjadi lagi,” tutur Cak Eri.

Di RS Soewandhie, Cak Eri sempat memberikan semangat kepada salah satu korban anak PR, 10, yang mengalami cedera ringan dan telah dilakukan perawatan. “Yakin sembuh ya, Suroboyo kudu wani (Surabaya harus berani) semangat ya, pasti sembuh,” ucap Cak Eri kepada bocah kelas 5 SD tersebut.

Setelah itu Cak Eri meminta petugas RS Soewandhie untuk segera mengantarkan korban yang sudah diperbolehkan pulang. “Ayo iki endi mobile, ndang diterno (ayo mana ini mobilnya, lekas diantar). Ambulane disiapno (mobil ambulannya disiapkan), kalau kurang antar pakai mobil operasional lainnya saja, yang itu,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *