SURABAYA (Suarapubliknews) – Perkembangan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) di Indonesia terus digalakkan oleh pemerintah guna membantu percepatan berkembang dan majunya desa. Melihat hal tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia (APEDI) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat ITS.
Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD menyambut dengan baik inisiasi kerja sama industri desa. Pada dasarnya, menurut Bambang, industri desa ini memiliki potensi sangat besar dan menarik, tidak kalah dengan kota. “Hanya saja komunitas dan kesempatan belum sebaik di perkotaan,” ucapnya.
Melalui kegiatan ini, Bambang menyampaikan kepada APEDI untuk terus bersinergi dengan para pemodal dan bersama-sama membantu percepatan pembangunan desa guna menunjang percepatan tumbuhnya ekonomi desa. “Terlebih, sesuai dengan permintaan APEDI yang berkaitan erat dengan kinerja teknologi dan inovasi industri desa oleh ITS,” jelasnya.
Terkait hal tersebut, dosen Departemen Teknik Mesin ini menyebutkan kerja sama perkembangan teknologi dan inovasi yang akan diterapkan pada industri desa nantinya dilaksanakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki ITS. Seperti pada Pusat Agri Pangan dan Bioteknologi, Pusat Kajian Teknologi Tepat Guna, Pusat Sustainable Development Goals (SDGs), hingga Pusat Potensi Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat (PPDPM) yang dinilai sejalan dengan APEDI.
Melatarbelakangi perjanjian tersebut, kegiatan ini dilakukan untuk mencapai tujuan DUDI dengan pengupayaan secara masif dan intensif memperkuat jaringan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, APEDI terus meningkatkan kinerja pengurus baik di tingkat daerah maupun nasional. Sedangkan secara eksternal terus berupaya menggandeng mitra kerja dengan pihak-pihak terkait, salah satunya ITS.
Presiden DPP APEDI Indonesia Moh Irfan menjelaskan bahwa ITS sejalan dengan target program kerja yang telah dicanangkan oleh APEDI, terlebih di bidang teknologi dan inovasi. Organisasi ini juga selaras dengan visi misi ITS untuk memajukan pengusaha desa agar berhimpun dan berkontribusi dalam membangun Indonesia dengan meningkatkan perekonomian desa.
Dari penandatanganan MoU ini, APEDI meminta ITS untuk berfokus pada teknologi dan inovasi dengan konsep terobosan terbaru terkait ekosistem digital desa dan pendampingan desa wisata, desa berdaya. Program tersebut direncanakan dengan membangun infrastruktur awal untuk internet agar desa mampu terkoneksi ke dalam satu platform nasional. “Pendampingan desa unggul juga diharapkan dapat memaksimalkan potensi daerah dan SDM yang ada,” tandasnya.
Tak hanya itu, APEDI juga memberikan fokusan utama dalam jangka waktu dekat yaitu telah disiapkannya calon lahan untuk membangun jaringan bisnis terpadu di sebuah kompleks kampus di Gunungkidul. Nantinya bisa menjadi sentral usaha perdagangan berbasis UMKM dari daerah tersebut. “Sehingga akan menampung banyak usaha-usaha kecil dan menengah untuk maju bersama,” jelasnya.
Dengan berbagai fokusan yang telah dirancang oleh APEDI, kedua pihak akan berupaya semaksimal mungkin untuk berproses dengan baik dan melihat peluang-peluang teknologi inovasi yang akan digunakan. Diharapkan pula ITS dan APEDI dapat terjun langsung untuk berkontribusi aktif meningkatkan pertumbuhan pendapatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) secara nasional. (Q cox, tama dini)