SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Puti Guntur Soekarno Calon wakil gubernur Jawa Timur, menyempatkan diri untuk berkunjung ke beberapa tempat lain, setelah hadir di Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) PDI-P Gresik. Senin (19/3/2018)
Salah satunya ke sentra pembuatan kopiah atau peci yang ada di Gresik. Tepatnya di Kelurahan Kroman, Kecamatan Gresik Kota, Gresik.
Dalam kunjungannya, calon wakil gubernur Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno yang berpasangan dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (Jatim) 2018 ini bahkan mengaku teringat dengan sang kakek yang tidak lain merupakan presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
“Bung Karno pernah bilang, kopiah adalah salah satu pemersatu bangsa. Itu karena, kopiah bisa dikenakan oleh semua orang dalam acara resmi. Beda dengan udeng, bandana, atau lainnya,” ujar Puti saat berkunjung ke Awing, salah satu tempat usaha pembuatan kopiah terkenal di Gresik, Senin (19/3/2018).
Ingatan akan sosok Bung Karno semakin kuat saat Puti dan rombongan memutuskan mengunjungi tempat usaha pembuatan kopiah yang tak jauh dari Awing. Tepatnya, di rumah milik Suharto (53) yang berada di Jalan Sindujoyo IX Nomor 4, Gresik.
“Saya memang dapat informasi, jika dulu Bung Karno sempat pesan kopiah dari sini. Meski waktu itu, Bung Karno memang tidak langsung datang dan pesan di sini,” terangnya.
Suharto tidak menampik perkataan Puti, karena dirinya mengetahui bahwa Bung Karno memang sempat beberapa kali memesan kopiah yang waktu itu dikerajakan langsung oleh almarhum sang ayah, Munawar.
“Bapak sempat cerita semasa hidupnya, jika kopiah yang dikerjakan salah satunya pesanan Presiden Soekarno. Bahan yang digunakan tentu saja berbeda, tapi saya lupa karena saat itu saya masih kecil,” tutur Suharto.
Hanya yang diingat oleh Suharto, almarhum sang ayah dapat kepercayaan mengerjakan kopiah pesanan Presiden Soekarno dari pabrik Tiga Udeng yang ada di Surabaya. Pesanan tersebut dikerjakan oleh almarhum Munawar pada rentang 1962 hingga 1963.
“Namanya juga pesanan presiden, jadi ya nggak banyak. Yang saya ingat, almarhum bapak pernah dua kali mengerjakan kopiah, yang katanya pesanan dari Presiden Soekarno. Tidak langsung, tapi bapak dapat pesanan mengerjakan itu dari Perusahaan Tiga Udeng yang ada di Surabaya,” jelasnya.
Suharto dan beberapa warga di Jalan Sindujoyo terus menjadi pemasok kopiah milik Tiga Udeng. Suharto menjadi satu-satu anak yang meneruskan usaha orang tuanya membuat kopiah.
“Sebab saudara-saudara yang lain memilih kerja di pabrik. Ada juga yang tinggal di luar kota. Jadi tinggal saya saja yang meneruskan usaha warisan bapak ini,” tutup anak kedua dari 10 bersaudara tersebut. (q cox)